Petani Tebu Sekarat, Ketua Umum KPTR: Akibat Banjir Gula Impor

TIMESINDONESIA, MALANG – Kini, nasib petani tebu diujung tanduk. kondisinya sudah sekarat. Hal itu diakibatkan karena membanjirnya gula impor yang masuk ke Indonesia. Selain itu, Ketua Umum KPTR mengeluhkan karena merosotnya harga gula di pasaran melalui lelang di perusahaan terkait.
Diakui Ketua Pusat Koperasi Primer Tebu Rakyat (PKPTR), H Hamim Kholili, bahwa kondisi petani tebu, terutama di Kabupaten Malang memang sedang sekarat. “Nasib petani tebu sudah diujung tanduk dengan merosotnya harga gula di Pasaran melalui lelang tanggal 03 Juli 2018 di kantor Direksi PTPN X dan kantor Direksi PG Rajawali 1 Surabaya,” akunya, kepada TIMES Indonesia, Rabu (4/7/2018).
Advertisement
Menurutnya, penawaran tertinggi dari pihak PTPN X dan PG Rajawali 1 Suranaya, dikisaran harga Rp 9150/kg, bahkan Bulog sebagai penyangga dan dapat penugasan membeli gula petani Rp 9700/kg, hasil Rakortas Menkoekonomi tahun 2017, ternyata Bulog hanya berani menawar 9100/kg untuk tahun ini.
“Harga penawaran tersebut sangat jauh dari Harga Pokok Produksi (HPP) senilai 10.500/kg. Sesuai kajian dan usulan dari petani tebu dan dari Kementrian pertanian. Kondisi harga gula saat ini, betul-betul bencana bagi petani tebu,” katanya.
Lebih lanjut, Hamim Kholili menyampaikan, bahwa anjloknya harga gula tidak terlepas dari membanjirnya gula impor yang masuk ke Indonesia. Sehingga, gula petani susah bahkan tidak bisa dipasarkan ke luar jawa.
“Lebih teragis lagi, pasaran gula di Jawa lebih didominasi pabrik gula baru di Jawa yang memperoses raw sugar,” jelasnya.
Melihat kondisi tersebut beber Hamim Kholili, petani tebu tinggal menunggu kehancurannya dalam titik nazir terendah. “Seharusnya ada kebijakan cepat, cerdas dan smart untuk menyelamatkan petani tebu yang Sudah dalam kondisi sekarat ini,” katanya.
Dengan cara bagaimana? Hamim Kholili mengusulkan dengan cara stop gula impor. “Pemerintah harus segera ada penataan tata niaga gula dan meninjau harga dasar gula dengan melihat usulan yang disampaikan oleh perwakilan petani dan Kementerian Pertanian,” harapnya.
Data yang diterima TIMES Indonesia, harga penawaran lelang gula petani dari PTPN X sejak 3 Juli 2018, untuk PT Agro Tani Nusantara senilai Rp 9,150,999 perton gula.
Selanjutnya, untuk PT Cipta Abdika Teladan senilai Rp 9,150,998 perton gula, PT Bina Arta Niaga Rp 9,150,997 perton gula, PT Kedung Agung seharga Rp 9,150,996, PT Arta Agung Sentosa, Rp 9,150,995, PT Haris Rp 9,150,993 perton gula dan PR Peru Bulog seharga Rp 9,100,000.
Ketua Umum KPTR, H Hamim Kholili berharap, harus ada penyelesaian dari pemerintah secara bijak terhadap masalah tersebut. Apalagi masalah nasib ribuan petani tebu. Karena Terutama soal membanjirnya gula impor yang masuk ke Indonesia. Harus ada regulasi jelas dan tindakan tegas dari pemerintah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Malang |