
TIMESINDONESIA, DENPASAR – Dua pemuda yang berprofesi sebagai Anak Buah Kapal (ABK) melepaskan lelah di sebuah gazebo. Dengan wajah lusuh, kedua pemuda tersebut memandang puluhan petugas pemadam kebakaran yang berjibaku untuk memadamkan puluhan kapal ikan yang terbakar hebat, di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Senin (9/7/2018).
Mereka adalah Wahyu Suandi (19) dan Samsudin Saginan (21). Kedua pemuda ini, adalah ABK yang baru bekerja sekitar setengah bulan di PT Bandar Nelayan, perusahaan pemilik kapal tempat kedua pemuda tersebut bekerja.
Advertisement
"Saya capek semalam membantu memadamkan kapal yang terbakar," ucap Wahyu Suandi, sambil menunjuk kapal tempatnya bekerja yang bernama Kapal Bandar Jaring 810, Senin (9/7/2018) sore.
Pemuda asal Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini, menceritakan bahwa pada saat terjadinya kebakaran di kapal tempatnya bekerja, dirinya sedang ingin tidur dan tiba-tiba diberi tahu oleh rekannya bahwa ada kebakaran.
"Sekitar jam 02.30 WITA. Iya saya panik dan takut baru mau tidur terus tau-tau dibangunin ada kebakaran. Saya baru bekerja setengah bulan di PT Bandar Nelayan. Saya bekerja sebagai penyambung jaring ikan dan dibayar Rp 50 ribu sehari," ungkapnya.
"Uang saya sama sekali tidak ada, tadi baru dapat makan jam 12 siang. Dari perusahaan dikasih nasi bungkus. Tidur juga susah, biasanya saya tidur di kapal," keluhnya.
Menurut Wahyu, saat kebakaran banyak barang-barang rekannya yang tertinggal termasuk barang miliknya, dan ikut terbakar. Namun, ia berharap secepatnya mendapat kerja dan bisa ikut belayar di kapal pencari ikan tuna tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh Samsudin Saginan, pemuda yang berasal dari Desa Cenang, Kecamatan Songgom, Brebes, Jawa Tengah. Dia mengungkapkan bahwa pada saat kejadian banyak barang-barang pribadinya yang tertinggal di kapal Bandar Nelayan 810.
"Handphone saya juga tertinggal, dan handphone teman-teman banyak yang ketinggalan di kapal. Iya saya cuma bawa kaos ini, uang saya juga sudah habis. Semalam saya tidur di pinggir jalan," ungkapnya.
Samsudin juga menyampaikan baru setengah bulan bekerja di kapal ikan tersebut, sebagai penyambung jaring ikan. Saat ini, dirinya masih kebingungan mau bekerja dimana lagi.
"Saya baru kali ini bekerja di sini, buat cari pengalaman saja. Pagi tadi saya bantuin memadamkan kapal. Saat ini mau tidur di mana saya tidak tau. Saya belum tau mau ngapain. Saya masih menunggu kabar dari kantor, ini juga masih belum jelas," ujarnya.
"Harapan saya biar dapat kerjaan lagi, biar cepat melaut lagi dan ikut belayar. Biasanya, setiap tanggal 15 itu saya gajian, saya berkerja dalam sehari itu dibayar 50 ribu. Karena sekarang kebakaran, saya tidak tau tanggal 15 digaji apa tidak," keluh ABK asal Brebes ini dengan wajah murung. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Bali |