Terlilit Utang, Suami di Sidoarjo Tega Jual Istrinya ke Pria Hidung Belang

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Sidoarjo, berhasil mengamankan SF (49), warga Desa Tambak Kemerak'an, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, karena diketahui telah menjual istrinya kepada pria hidung belang untuk berhubungan intim.
SF yang bekerja sebagai montir bengkel dan serabutan ini, 'menjual' istrinya kepada pria hidung dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu untuk short time.
Advertisement
Dan SfF membandrol istrinya seharga Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu untuk long time dan bisa menginap di rumah penyewa istrinya tersebut.
"Pelaku ini menjual istrinya kepada pria hidung belang melalui media sosial Facebook (FB) dan via WhatsApp (WA).
Dia juga bisa mengirimkan foto-foto istrinya dalam keadaan bugil kepada calon konsumen. Termasuk bagaimana cara berhubungan seks yang diinginkan calon konsumen.
Jika deal transaksinya, langsung dilakukan di hotel dan rumah si penyewa, sesuai kesepatan antara pelaku dan si penyewa istrinya tersebut," beber Kasatreskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Muhammad Harris, Selasa (10/7/2018).
Lebih jauh, Harris memaparkan jika dalam pengembangan kasus ternyata praktek prostitusi itu sering dilakukan tiga orang alias threesome.
"SF menawarkan istrinya untuk berhubungan intim secara threesome, dirinya (SF red), istrinya dan si penyewa. Tak hanya itu, pengakuan pelaku sebelum berhubungan intim, istrinya terlebih dahulu ingin dipijit pria hidung belang yang menyewanya dan dibantu suaminya (SF red). Hubungan intimpun juga dilakukan bergantian antara SF dan penyewa itu," papar Kompol Harris.
Penangkapan pelaku, imbuh Harris, dilakukan di rumahnya saat mereka sedang melakukan hubungan intim bersama seorang pelanggannya alias thresome.
"Dari transaksi itu, si penyewa harus memberi uang muka Rp 300 ribu atau separuh dari deal transaksi. Kemudian Rp 200 dibayar usai mereka bercinta. Praktik seperti ini, sudah dilakukan berulangkali oleh pelaku sejak tahun 2017 atau satu tahun lalu.
Atas kasus ini, tersangka akan dijerat UU tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan atau pasal 296 KUHP dan atau pasal 506 KUHP dengan ancaman kurungan penjara minimal tiga tahun dan maksimal 15 tahun penjara," tegas Harris.
Sementara itu, pelaku SF saat ditanya sejumlah jurnalis mengakui, jika bisnis haram itu dilakukannya sejak pertengahan tahun 2017 lalu.
Ide praktik haram tersebut bermula dari beberapa cerita di group media sosial yang diikutinya. Karena tertarik dengan perilaku seks tersebut, dia dan istri kemudian sepakat untuk melakoni bisnis ini.
"Sekitar setahun berjalan, karena kami terbelit utang. Makanya saya dan istri saya melalukan hal ini. Istri saya juga tidak keberatan dijual. ini atas dasar kesepakatan saya dan istri," ungkap SF. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Sidoarjo |