Beda Sehari, Muslim Aboge di Probolinggo Baru Merayakan Idul Adha

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Jika mayoritas umat telah merayakan Hari Raya Idul Adha pada Rabu (22/8/2018) kemarin, puluhan jemaah Rabu Alif Wage atau Aboge di Desa/Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, baru merayakannya pada Kamis pagi 23 Agustus 2018. Atau selisih satu hari dari keputusan yang telah ditetapkan pemerintah.

Pedoman jemaah Aboge dalam menentukan Hari Raya Idul Adha, mengacu pada kitab Mujarobat. Atau hitungan tahun Hijriyah dipadu dengan primbon Jawa Kuno.

Advertisement

Acuan pada kitab mujarobat itu, telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Meski demikian, tidak ada pertentangan dengan kelompok aliran Islam lain. Justru jemaah Aboge hidup berdampingan dan rukun.

“Sejak dari nenek moyang sudah seperti ini. Waktu sholatnya saja yang berbeda. Kalau lain-lain sama saja dengan muslim pada umumnya,” kata salah satu jemaah, Anto.

Pada tahun ini, perbedaan waktu sholat tidak terlalu signifikan. Hanya selisih satu hari saja. “Penghitungan kami untuk tahun ini, dalam menetapkan Idul Adha atau 10 Dzulhijjahh 1437 Hijriyah adalah ja-bat-ji. Artinya tanggal satu Dzulhijjah jatuh pada Selasa Manis. Sehingga 10 Dzulhijah jatuh pada Kamis 23 Agustus 2018,” terang tokoh agama jsmaah Aboge, Kyai Buri Mariye.

Dengan khusyu’, jamaah menggelar sholat Ied di musholla al-Barokah. Usai sholat, mereka bersilaturrahim makan bersama, sebagai simbol kerukunan antar umat. Lalu dilanjutkan dengan menyembelih seekor sapi sebagai kurban.

Di Kabupaten Probolinggo, jemaah Aboge diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Mereka tersebar di empat kecamatan, diantaranya Kecamatan Leces, Dringu, Kuripan dan Tegalsiwalan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.