Peristiwa Daerah Bondowoso Republik Kopi

Amin Said Husni, Sang Penggagas Bondowoso Pertanian Organik

Kamis, 06 September 2018 - 16:39 | 237.86k
Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Tak hanya sebagai pencetus Bondowoso Republik Kopi (BRK). Namun, sosok Amin Said Husni, sejak menjabat Bupati Bondowoso dan kini disebut sebagai Presiden Bondowoso Republik Kopi, juga sukses menggagas Bondowoso Pertanian Organik.

Dalam tulisan kedua dua ini, TIMES Indonesia, berhasil menelusuri jejak dan perjuangan Amin Said Husni disektor Pertanian di Kabupaten Bondowoso.

Advertisement

Amin Said Husni yang karib disebut ASH, sukses membangun Kabupaten Bondowoso dengan iden-ide segar, besar dan inovatif.

presidenrepublikkopi.jpg

Bondowoso Republik Kopi (BRK) menjadi salah satu warisan (legacy) pembangunan yang lahir dari gagasan inovatifnya. BRK dengan cepat berhasil menjadi branding yang membuat kabupaten Ki Ronggo ini semakin go public.

BRK yang digagasnya, tentu bukan satu-satunya, karena ASH sepertinya mampu meninggalkan warisan ide-ide segar dan besarnya hampir di semua sektor pemerintahan.

Diantaranya adalah, Bondowoso Pertanian Organik (Botanik). Botanik menjadi model revolusi pertanian yang berpijak di atas karakteristik geografis Bondowoso, dikombinasikan dengan tantangan dunia pertanian kekinian.

Sebagian besar wilayah Bondowoso terdiri dari kawasan pertanian. Sebagai kawasan agraris, sebagian besar penduduk Bondowoso menggantungkan mata pencahariannya di sektor ini. Sementara itu, tantangan para petani semakin kompleks, menuntut adanya inovasi pembangunan di bidang pertanian.

Lahirnya gagasan inovasi Botanik tersebut, dilandasi oleh semangat tersebut. ASH menginginkan pertanian tidak terpinggirikan oleh sektor pembangunan lain, bahkan harus terus dipacu sebagai basis perekonomian masyarakat.

“Ide Botanik yang dicanangkan ASH ini berangkat dari kesadaran Bupati Amin akan potensi daerah yang agraris, bukan industri,” jelas Mohammad Erfan, mantan Asisten I Kabupaten Bondowoso.

Gagasan Botanik, lanjutnya, ditujukan untuk mengajak para petani serius mengembangkan kekuatan pertanian yang dimiliki. Botanik ini menjadi salah satu manifestasi dari gagasan besar ASH yang sarat inovasi.

Sementara, menurut H Karna Suswandi, selaku Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Bondowoso, juga mengakui bahwa gagasan itu lahir dari sosok Amin Said Husni.

“Memang benar, bahwa Botanik adalah gerakan yang berangkat dari ide besar Bupati Amin tentang pengembangan pertanian Bondowoso,” jelas Karna Suswandi.

Sebagai salah satu kebijakan unggulan, ASH memberikan perhatian besar terhadap program Botanik. Tidak hanya menginisiasi, ASH juga terlibat langsung mengawal dan mengawasi realisasi kebijakan yang ada di program Botanik. “Seperti melibatkan pelbagai pihak terkait,” ujarnya.

Sektor pertanian di Bondowos, diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik daerah. Sebagai gagasan besar, Botanik diproyeksikan dapat menjadi instrument mendukung program ketahanan pangan nasional.

Di samping itu jelas Karna, Botanik juga diharapkan dapat menjadi barometer atau benchmark pengembangan pertanian berbasis pertanian modern.

Hal senada juga ditegaskan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupatan Bondowoso, Munandar. Menurutnya, Botanik yang digagas oleh ASH tersebut merupakan program pembangunan yang betul-betul berangkat dari corak atau karakter daerah Bondowoso yang agraris.

“Sebagai karakteristik daerah, sektor pertanian harus menjadi pilar utama pembangunan di daerah. Keadaan alam Bondowoso yang subur dan melimpah adalah kekuatan daerah yang tidak boleh didiamkan begitu saja,” katanya.

Apalagi kata Munandar, saat ini, luas lahan pertanian organik sudah berkembang cukup pesat sejak pencanangan pertanian organik tahun 2009.

Pada tahun 2009, tercatat hanya terdapat 25 hektare lahan pertanian organik di Desa Lombok Kulon, Wonosari, Bondowoso.

Kini, jumlahnya mencapai lebih dari 100 hektare, dan sebagian besar telah bersertifikasi nasional serta tengah dalam proses sertifikasi internasional.

Dari sisi produksi, dari lahan pertanian organik yang tersedia, para petani berhasil memproduksi 3.07 perhektare. Sementara dalam setahun, pertanian organik mampu menghasilkan 1.234, 35 ton beras organik secara keseluruhan.

Apa yang telah dilakukan ASH, tentu menjadi warisan berharga bagi masa depan Kabupaten yang populer disebut Bondowoso Republik KopiLegacy ini akan terus menjadi pengingat (reminder) bahwa Bondowoso pernah dipimpin oleh figur yang sarat akan ide besar, segar dan inovatif.

Saat Amin Said Husni (ASH) menjabat Bupati Bondowoso, kepemimpinannya terbukti membawa perubahan signifikan bagi Kabupaten Bondowoso. Lahir dua ide besar, yakni Bondowoso Republik Kopi dan Bondowoso Pertanian Organik. Berita berseri selanjutnya, hanya di TIMES Indonesia.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES