Peristiwa Daerah Gempa Donggala dan Palu

Mengenang Ardi Kurniawan, Atlet Perintis Paralayang yang Menjadi Korban Gempa Palu

Selasa, 02 Oktober 2018 - 13:21 | 106.34k
Pray for Donggala Palu. (Grafis: TIMES Indonesia)
Pray for Donggala Palu. (Grafis: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATU – “Kita kehilangan putra terbaik bangsa,” hanya kalimat ini yang keluar dari mulut Yoshi Marinda Pasha, tokoh Paralayang Kota Batu kepada TIMES Indonesia.

Belum genap diwawarai seputar meninggalnya Ardi Kurniawan, atlet Paralayang Kota Batu dalam gempa Palu, Yoshi meminta izin mengakhiri perbincangan.

Advertisement

Ardi-Kurniawan.jpgArdi Kurniawan, Atlet Paralayang dikabarkan sudah meninggal dunia. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

“Mohon maaf ya, saya belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, masih berduka. Saya di wakili Mas Haris (Haris Effendi, tokoh paralayang) saja,” ujar atlet Paralayang yang tinggal di Austria ini.

Haris menceritakan hubungan mereka bertiga memang sangat erat sekali. Ardy tidak hanya dikenal sebagai atlet Nasional namun juga termasuk atlet paralayang angkatan pertama.

“Kita dahulu tergabung dalam klub paralayang pertama di Batu, Ayo Kita Kemon. Mas Yoshi manajernya. Ardi adalah atlet Paralayang Kota Batu pertama yang diajak ke Turki,” ujar Haris.

Lebih lanjut mengatakan bahwa sebagai atlet Paralayang perintis, Ardi sudah sangat kenyang dengan berbagai permasalahan termasuk kesulitan anggaran untuk pengembangan olahraga paralayang ini.

Pasalnya saat itu sebagai olahraga rintisan, alokasi anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Kota Batu tidak sebesar saat ini.

“Rata-rata atlet Paralayang saat itu besar karena pengalaman bertanding, bukan karena pembinaan pemerintah, Mas Yoshi ini yang membina,” ujar Haris.

Meski demikian Ardy terlahir sebagai atlet paralayang yang besar berbagai prestasi, tak heran di dinding rumah Ardy menempel berbagai jenis medali.

Ardi pernah meraih Juara 1 kelas beregu Paragliding Accuracy Landing World Cup (PGAWC) tahun 2017, ia juga meraih 2 medali emas dan satu perunggu dalam Asian Games tahun 2011, sementara dalam Asian Games tahun 2018 ia sebagai cadangan.

“Atlet-atlet paralayang Jatim yang meninggal dunia dalam Gempa Palu, semuanya adalah atlet paralayang terbaik,” kata Haris. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES