Selamatkan Anggrek dari Kepunahan dengan Rekayasa Genetika

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Bagi pecinta bunga, tentu mengenal anggrek. Tanaman jenis dendrobium phalaenopsis ini di Indonesia mulai jarang ditemui di tengah masyarakat. Disinyalir tanaman yang indah tersebut akan mengalami kepunahan.
Jumlah spesies ini semakin jarang ditemukan karena banyak digunakan sebagai induk pada persilangan anggrek budidaya.
Advertisement
Nah, untuk mencegah kepunahan tersebut perlu ada rekayasa genetik. Dosen Biologi Universitas Diponegoro Semarang, Nintya Setiari berhasil melakukan penyisipan gen AtRKD4 untuk induksi embrio somatik pada anggrek Dendrobium phalaenopsis.
Dosen Biologi Universitas Diponegoro Semarang, Nintya Setiari
“Penyisipan gen AtRKD4 mampu memperbanyak jumlah tunas anggrek,” kata Nintya usai menjalani ujian terbuka disertasi di UGM, Jumat (19/10/2018)
Nintya menambahkan, terdapat perbedaan yang signifikan antara embrio somatik yang tidak disisipi dengan yang disisipi gen AtRKD4.
“Pada embrio yang tidak disisipi gen AtRKD4 hanya akan membentuk 1 tunas, sementara yang disisipi bisa multitunas,” paparnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Yogyakarta |