Peristiwa Daerah Gempa Donggala dan Palu

Pertengahan Desember Huntara di Palu Bisa Ditempati

Jumat, 26 Oktober 2018 - 17:29 | 63.97k
Huntara yang dibangun Kementerian PUPR untuk korban gempa dan tsunami di PALU mulai dibangun dan akan bisa dihuni mulai pertengahan Desember 2018 (FOTO: Istimewa)
Huntara yang dibangun Kementerian PUPR untuk korban gempa dan tsunami di PALU mulai dibangun dan akan bisa dihuni mulai pertengahan Desember 2018 (FOTO: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebanyak 1.200 Huntara (Hunian Sementara) tahap pertama yang sedang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru bisa mulai ditempati pertengahan Desember 2018. Huntara itu saat ini sedang dibangun di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala yang diperuntukkan bagi masyarakat korban gempa bumi dan tsunami beberapa waktu lalu dan diproyeksikan mampu menampung 14.400 Kepala Keluarga.

"Satu unit Huntara dibangun dengan model knockdown berukuran 12 x 26,4 meter persegi dan dibagi menjadi 12 bilik dimana setiap biliknya akan dihuni oleh satu keluarga. Rencananya pertengahan Desember pengungsi sudah bisa masuk ke Huntara," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi pembangunan huntara di kawasan Petobo, Palu, Sulteng.

Advertisement

Untuk mempercepat pembangunan Huntara, masing-masing kontraktor dari BUMN Karya akan terus melakukan penambahan tenaga kerja sehingga waktu kerja dapat ditambah hingga malam hari dengan sistem shift. Untuk di lokasi Huntara di daerah Petobo, akan dibangun sebanyak 70 unit dan terlihat sudah mulai berdiri 4 unit Huntara yang tengah diselesaikan. 

Menteri Basuki mengatakan, jumlah unit Huntara yang dibangun akan bertambah dengan perkembangan data pengungsi yang membutuhkan. Huntara digunakan sebagai transit pengungsi dari tenda sampai dengan hunian tetap dan relokasi permukiman selesai. 

Biaya pembangunan huntara per unit nya sekitar Rp 500 juta, dilengkapi 4 toilet, 4 kamar mandi, septic tank, tempat mencuci, dapur dilengkapi listrik 450 watt untuk setiap bilik. "Untuk pemasangan listrik dan pembayarannya akan dikoordinasikan dengan Kementerian ESDM dan PLN, pasti ada kebijakan tersendiri untuk membantu pengungsi," ujarnya. 

Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, penghunian Huntara tersebut akan dilakukan secara bertahap tanpa menunggu semua unit yang dibangun selesai. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat pemindahan pengungsi dari tenda yang kondisinya kurang layak dan sebentar lagi akan memasuki musim hujan. 

Huntara tersebut akan dibangun dengan model cluster di 5 zona dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan lahan dan keamanan lokasi dari dampak gempa. Setiap cluster terdiri dari 10 unit Huntara (120 bilik). Di situ akan dibangun pula sebuah sekolah PAUD dan sebuah SD, tempat sampah, ruang terbuka untuk kegiatan warga, serta tempat parkir sepeda motor.

Kontruksi Huntara juga tahan gempa dan mengakomodir cuaca Kota Palu yang panas karena berada di garis khatulistiwa. Konstruksi akan menggunakan baja ringan dengan dinding berbahan glassfiber reinforced cement (GRC). "Kami buat senyaman mungkin karena digunakan dalam jangka waktu yang lama untuk 1 hingga 2 tahun sambil menunggu relokasi hunian tetap yang dibangun Pemerintah, selesai," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES