Peristiwa Daerah

LTN NU Kabupaten Malang Gelar Seminar Bahaya Laten HTI di Indonesia

Sabtu, 27 Oktober 2018 - 17:07 | 189.15k
Pamflet Seminar Nasional Bahaya Laten HTI di Indonesia. (Grafis: Dena Setya Utama/TIMES Indonesia)
Pamflet Seminar Nasional Bahaya Laten HTI di Indonesia. (Grafis: Dena Setya Utama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Ditengah maraknya isu bendera Hizbut Tahrir Indonesia yang dibakar saat perayaan Hari Santri Nasional 2018 di Garut, keberadaan HTI semakin mengancam NKRI dan Pancasila walau sudah menjadi organisasi terlarang di Indonesia. Menyikapi bahaya laten itu, Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PCNU Kabupaten Malang, mengelar Seminar Nasional dengan tema "Bahaya Laten Hizbut Tahrir Indonesia".

Seminar Nasional itu akan digelar Rabu (31/10/2018), pukul 09.00 WIB. Acara akan digelar di Hotel Radho Syariah, Sengkaling, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Advertisement

sosialisasidena-2.jpg

Menurut Ketua LTN NU Kabupaten Malang, Yatimul Ainun, seminar itu digelar berangkat dari latar belakang maraknya dampak negatif yang dapat mengancam kebangsaan oleh aliran dan organisasi Islam di Indonesia.

Dalam seminar nantinya, akan mendatangkan dua Keynote Speaker yakni, Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof Dr Nuhfil Hanani dan Rektor Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang, Dr Hasan Abadi MAP.

Selain dua Keynote Speaker, dihadirkan juga bberapa Narasumber diantaranya, Zulham Akhmad Mubarrok, Pengamat Terorisme, Koordinator NU Cyber Troops, Ki Ardhi Purbo Antono, dalang muda dan santri penggerak Pesantren Global, Ustadz Abdullah Saleh Hadrami, Dewan Penasehat Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Kota Malang, Aji Prasetyo, Komikus, Anggota Lesbumi PBNU, dan Achmad Dhofir Zuhry, Pengasuh Ponpes Luhur Baitul Hikmah Kepanjen Malang.

Pria berkacamata ini menambahkan, yang termasuk bahaya laten adalah salah satu yang cukup menyita energi bangsa adalah gerakan politik yang dijalankan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai organisasi terlarang di Indonesia.

“Energi kita ini sangat tersita oleh gerakan politik yang dijalankan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan konsep negara khilafah dan tidak bersepakat dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan ingin mengganti Pancasila.”

Dari itu, langkah pembubaran telah ditempuh oleh pemerintah terhadap organisasi yang berafiliasi secara internasional tersebut.

"Tetapi sebagai organisasi ideologis, sel-sel HTI telah mengakar sehingga dibutuhkan perhatian lebih dari berbagai pihak untuk bersatu padu dalam rangka memberantas paham yang bisa memicu disintegrasi bangsa,” tambahnya.

“Dengan hadirnya Seminar Nasional Bahaya Laten Hizbut Tahrir Indonesia ini, kami harap masyarakat Indonesia, yang cinta NKRI dan Pancasila  untuk mencegah gerakan-gerakan yang akan di lakukan HTI kedepannya. Karena walau dilarang gerakannya tetap menghantui Indonesia,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES