Peristiwa Daerah

Pakar: Retakan Tanah di Desa Banaran Ponorogo Masih Wajar

Jumat, 16 November 2018 - 20:16 | 39.84k
Petugas Polsek Pulung dan warga menandai retakan yang terjadi di sekitar lokasi tanah longsor Banaran. (FOTO: Istimewa)
Petugas Polsek Pulung dan warga menandai retakan yang terjadi di sekitar lokasi tanah longsor Banaran. (FOTO: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menilai retakan tanah yang terjadi di di Desa Banaran, Pulung, Ponorogo adalah hal yang wajar yang terjadi saat hujan mulai turun di awal musim penghujan.

Menurut pakar geologi tersebut, pergerakan tanah tersebut merupakan gejala alam biasa untuk daerah yang masuk dalam zona pergerakan tanah. Melihat retakan yang terjadi hanya beberapa sentimeter, menurutnya gejala tersebut merupakan pergerakan tanah rendah. ‘’Karena itu wajar, tidak  ada yang perlu dikhawatirkan,’’ ungkapnya, Jumat (15/11/2018).

Advertisement

Surono mengimbau kekhawatiran berlebihan dan trauma yang berlebihan justru malah memperkeruh situasi menyusul sejumlah pemberitaan di media sosial tentang kondisi di Desa Banaran

‘’Di Jawa Timur khususnya bagian selatan, terutama Ponorogo dan Pacitan masuk dalam zona pergerakan tanah,’’ katanya.

Menanggapi pergerakan tanah yang terjadi sejak dua bulan terakhir ini, Surono menyarankan warga agar menutup retakan tanah tersebut.

Hal itu dilakukan agar air dalam skala besar tidak dapat masuk melalui retakan tersebut. ‘’Segera ditutup jika memang retakannya ada di dekat saluran air atau dilewati air saat hujan turun,’’ sarannya.

Dia juga menyarankan agar Pemkab setempat segera sosialisasi wilayah yang terdampak retakan tanah, tanah amblas, dan pergeseren tanah. Melalui sosialisasi tersebut diharapkan warga tidak diliputi kecemasan dan trauma.

Pihaknya menyarankan jika pergerakan retakan tanah mengancam keselamatan jiwa, rusaknya hunian dan infrastruktur, menurutnya harus ada keputusan relokasi pemukiman penduduk ke tempat yang betul-betul aman dari wilayah gerakan tanah. ‘’Jadi warga mengerti apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri jika terjadi bencana,’’ pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Ponorogo

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES