
TIMESINDONESIA, MADIUN – Grebeg Maulid menjadi momen menghidupkan kembali kesenian khas Kota Madiun. Salah satunya kesenian gembrung.
Kesenian Gembrung ini sudah ada mulai awal kemerdekaan Indonesia. Sempat vakum beberapa lama dan kembali aktif di era tahun 80-an.
Advertisement
"Semakin banyak orang-orang yang mengenal dan menggunakan musik gembrung di berbagai kegiatan seperti akikahan, mantenan dan lain sebagainya," ujar H.Nahrowi pembina Seni Budaya Gembrung Dono Suworo saat tampil di Masjid Kuno Taman Kota Madiun, Senin (19/11/2018) malam.
Jamaknya, musik Gembrung dibawakan 20 pemain musik. Alat musik yang digunakan terbilang sederhana. Yakni, kendang besar, kendang tanggung, kendang kecil, rebana dan lesung.
Personel Gembrung Dono Suworo sebagian besar adalah jamaah Masjid Kuno Taman. Dono Suworo dulunya nama grup ketoprak yang sering main di Masjid Kuno Taman.
Menurut Nahrowi, arti dari Gembrung Dono Suworo sendiri adalah memberi suara yang baik. Lagu yang di bawakan memiliki pakem yang menceritakan tentang perjalanan Rosullullah SAW.
"Gembrung Dono Suworo ini biasa dimainkan para jamaah setiap malam Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain memperingati muludan juga untuk melestarikan budaya," jelasnya.
Setelah sajian musik gembrung, rangkaian Grebeg Nabi Muhammad 1440 Hijriah yang digelar Dinas Pariwisata , Pemuda dan Olahraga Kota Madiun juga akan menggelar Kirab Gunungan Jaler Istri. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Madiun |