Peristiwa Daerah

Musih Hujan, Warga Desa Durenan Memburu Katimumul untuk Dikonsumsi

Jumat, 23 November 2018 - 23:07 | 1.27m
Katimumul oleh warga Desa Durenab, Gemarang, Kabupaten Madiun diburu dan dimasak. (FOTO: Ervan Marwantaka/TIMES Indonesia)
Katimumul oleh warga Desa Durenab, Gemarang, Kabupaten Madiun diburu dan dimasak. (FOTO: Ervan Marwantaka/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MADIUN – Sebagain orang mungkin jijik dengan Katimumul. Namun berbeda dengan masyarakat Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, hewan sejenis kumbang ini menjadi menu konsumsi warga desa setempat di kala musim penghujan.

"Dimasak sedikit pahit tapi gurih," tegas Slamet warga Desa yang berada di lereng gunung Wilis ini.

Advertisement

Menurut Slamet, kuliner Katimumul sudah ada sejak nenek moyangnya saat masa sulit mencari makan. Hewan ini biasa hidup di tepian hutan di lubang bawah pohon dan keluar hanya pada malam hari.

Katimumul-2.jpg

Alat yang digunakan untuk berburu hewan ini cukup membawa tampah (nampan) dan senter. "Kadang nempel di daun Sirsat, Sono, Dadap dan Tormis," katanya.

Biasanya sekali berburu di malam hari, Slamet bisa mendapat setengah sampai 1 kilogram Katimumul.

Untuk mengkonsumsi Katimumul butuh proses panjang jadi tidak bisa langsung dimakan. Hewan dengan panjang 1 centimeter dan lebar 4 milimeter ini harus didiamkan selama sehari di wadah tertutup agar mati dan agar kotoran, sayap dan kepalanya keluar dari badannya.

" Cara memasak cukup ditumis namun lebih diperbanyak bawang putih dan potongan cabenya," imbuh Marsum istri Slamet.

Tidak hanya Katimumul, kuliner ekstrem di desa Durenan ini di musim hujan ada juga entung jati (ulat jati), belalang, embug-embug dan laron.  "Setelah ini daun jati mulai bersemi, ganti berburu entung jati," pungkas Marsum. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Madiun

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES