Peristiwa Daerah

Uyah Bleng Mengandung Boraks Masih Banyak Ditemukan di Malang

Senin, 10 Desember 2018 - 15:04 | 98.00k
Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang yang melakukan sidak di Pasar Lawang menemukan ratusan bungkus uyah bleng yang mengandung boraks. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang yang melakukan sidak di Pasar Lawang menemukan ratusan bungkus uyah bleng yang mengandung boraks. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGUyah bleng (natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat) ternyata masih banyak dijual di pasar, di wilayah Malang. Ini terlihat dari temuan Tim Gabungan Satgas Pangan Senin (10/12/2018) siang yang menyita ratusan bungkus uyah bleng yang diduga mengandung boraks. Uyah bleng ini disita para pedangan di Pasar Lawang, Kabupaten Malang.

Tim Satgas Pangan yang turun tadi siang terdiri dari gabungan Kepolisian, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, DLLAJ,  Satpol PP dan sebagainya. Mereka secara esidentil dan acak akan terus melakulan operasi pasar menjelang Natal dan Tahun Baru. 

Advertisement

Sasaran mereka adalah barang dagangan yang berbahaya dan expired. Para pedagang di pasar Lawang tidak menyangka Tim Satgas Pangan melakukan sidak dan melakukan penyitaan terhadap barang dagangannya yang berupa "uyah bleng" atau orang Jawa menyebutnya kethek itu. "Kami sudah 23 tahun menjualnya, kenapa bukan pabriknya saja yang ditutup," kata seorang pedagang ngotot kepada Tim Satgas Pangan. 

"Sebenarnya kami sudah melakukan sosialisasi, himbauan dan semacamnya berkali-kali. Sudah lama, ya mereka yang tidak pernah memperhatikan. Yang namanya boraks itu sudah lama dilarang sebagai bahan campuran pangan," jawab seorang petugas Satgas Pangan. 

"Untuk sementara barang-barang itu kita sita. Pemilik kita periksa sebagai saksi, dari mana barang itu berasal. Karena barang ini (boraks) sangat berbahaya, tidak untuk dikonsumsi," ujar Wakasat Tindak Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang, Ipda Rudi Kuswoyo.

Pedagang lainnya, Mujiatun mengaku uyah bleng itu diperoleh dari sales yang datang. "Mengakunya ada yang dari Surabaya,  Pasuruan dan Jawa Tengah. Biasanya yang membeli ya mereka yang membuat bakso kerupuk. Barang ini sifatnya untuk mengenyalkan bakso dan merenyahkan kerupuk," kata Mujiatun. 

Satu bungkus harganya Rp 2000 sampai Rp 2500 Sedangkan sales kepada kepada para pedagang itu menghargai Rp 1.500. Cara mengirimkannya juga tidak menentu,  terkadang seminggu sekali juga sebulan sekali. 

Dalam sidak kali ini, selain uyah bleng yang mengandung boraks, Tim Satgas Pangan juga menemukan barang dagangan yang sudah kedaluwarsa. Baik uyah bleng maupun barang expired itu langsung disita petugas dan pedagangnya dimintai keterangan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES