Peristiwa Daerah

Perhumas Surabaya Sapa Mahasiswa Uwika

Jumat, 14 Desember 2018 - 18:43 | 37.07k
Perhumas Surabaya Goes to Campus menjadi ajang pengenalan profesi Marcomm dan Public Relation kepada mahasiswa, Kamis (13/12/2018). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Perhumas Surabaya Goes to Campus menjadi ajang pengenalan profesi Marcomm dan Public Relation kepada mahasiswa, Kamis (13/12/2018). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – “Perhumas Surabaya Goes to Campus” sapa mahasiswa dalam program Studium Generale Universitas Widya Kartika (Uwika), Kamis (13/12/2018). Ajang ini menghadirkan public speaker Marketing Communication dari perusahaan terkemuka, yaitu Perry Angglishartono, Product Group and PR Manager PT Jamu Iboe Jaya.

Tidak hanya itu saja, Perry beserta Perhumas juga mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya posisi Marcom dan Public Relation dalam suatu perusahaan, mengusung tema “Marketing Communicaation and e-PR, More Than Just Caption and Speaking Sweet", untuk membongkar paradigma dalam bidang Marcomm dan Public Relation.

Advertisement

Perhumas-Surabaya-2.jpg

“Kedatangan saya untuk memberi inspirasi Marketing Communication kepada mahasiswa Uwika,” jelas Perry.

Dalam kesempatan yang sama, pengurus Perhumas, You One Ariestya Niovitta, mengatakan, bahwa media online/media sosial sebagai sarana komunikasi kepada publik masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Dan sebagian besar pelaku pemasaran masih mengandalkan komunikasi persuasif yang 'manis' dan kurang mengedukasi publik.

“Harapan dengan adanya kegiatan Perhumas Goes to Campus ini kami dapat menguraikan hal tersebut dan memberikan pemahaman mendalam kepada para peserta, khususnya kepada mahasiswa Uwika mengenai peran dan profesi Marcomm dan Public Relation,” ungkap wanita cantik tersebut.

Dalam paparannya, Perry menceritakan sejarah eksistensi Jamu Iboe sebagai produsen jamu terkemuka. Selain kualitas, Marketing Communication dan Public Relation merupakan ujung tombak pemasaran produk agar tetap diminati sepanjang waktu.

Perhumas-Surabaya-3.jpg

“Salah satu yang kami lakukan saat ini adalah mengajak kaum millenial menjadikan minum jamu sebagai life style,” terang Perry.

Perry melanjutkan, jamu harus masuk ke life style agar bisa diminum kapan saja, seperti halnya kopi atau teh. Langkah konkritnya, Jamu Iboe membuat outlet kekinian dengan menyajikan kemasan jamu yang lebih modern.

Potensi perkembangan jamu dinilai masih mumpuni, terlebih bagi kalangan anak muda. Salah satu cara yang dilakukan oleh Jamu Iboe adalah meregenerasi produknya sesuai dengan target market.

“Perusahaan jamu harus bisa meregenerasi produknya, otomatis cara menjual dan tempatnya juga harus diregenerasi,” terang Perry yang juga pengurus Perhumas tersebut.

Mengusung hastag #jamubrandindonesia, Jamu Iboe ingin mengajak kaum millenial agar lebih mencintai produk jamu, salah satunya mengeluarkan produk modern Iboe Natural Drinks.

Ia melanjutkan, karena di era ini perusahaan jamu dihadapkan pada empat masalah. Di antaranya  persepsi, regenerasi, sosialisasi, dan regulasi. “Persepsi tentang jamu yang pahit dan kuno, akan mempengaruhi proses regenerasi pengusaha, outlet, dan konsumen,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES