Tarian Tembang Sabin, Gambarkan Dewi Sri agar Petani Selalu Bersyukur

TIMESINDONESIA, MADIUN – Tarian berjudul "Tembang Sabin" adalah tarian yang menceritakan gagasan kembali dan menyatu dengan alam.
"Tembang Sabin dapat diartikan penanda dalam sebuah cerita masa lalu menjelang panen, tidak hanya diartikan sebagai khayalan, namun dapat menjadi harapan panen lebih baik," ujar Winarto Ekram, koordinator di Dance Company Malang di Festival Pedhut Kuning.
Advertisement
Tarian Tembang Sabin yang dibawakan oleh Dance Company Malang dan dikemas dengan koreografi padi menguning serta berkolaborasi bersama grup musik Sound of Sawah, Sabtu (22/12/2018) di Desa Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
"Dewi Sri adalah dewi kesuburan, maka setiap petani ataupun peladang selalu berharap Dewi Sri hadir dan muncul dalam tanaman dan diri petani ataupun peladang, agar dapat tercipta rasa syukur yang berarti tanaman melimpah dan tidak kekurangan serta berkecukupan" tambah Winarto.
"Selama ini terjadi duka di berbagai tempat, kita sudah kehilangan roh atau kedekatan dengan alam. Harapannya melalui pagelaran seni ini kita bisa menginspirasi masyarakat untuk turut serta menjaga alam," jelas Winarto.
Dalam tarian yang menceritakan Dewi Sri ini dipertunjukan adegan bergulat dengan lumpur, salah satu filosofinya melakukan pendekatan dengan alam.
"Petani tidak hanya bercocok tanam, namun juga mempunyai rasa memiliki dan rasa syukur dalam setiap panen,sehingga dapat menyatu dengan alam," tambah Winarto.
Dalam tarian Tembang Sabin diiringi musik tradisional, seperti hengdrum, celempung, suling, degeredo, dan sitar India. TIMES Indonesia menjadi media support Festival Pedhut Kuning. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Madiun |