Pernikahan Unik di Malang, Pengantin Wanita Ikut Menari Tari Beskalan

TIMESINDONESIA, MALANG – Ada pernikahan unik di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang pada akhir pekan lalu. Salah satu penari Kampung Budaya Polowijen (KBP), Rizki Windi Fitriani menggelar resepsi pernikahannya. Saat pementasan tari Beskalan, kedua penari Rere dan Fefen menari dengan penuh khidmat mengikuti iringan musik. Tak lama berselang, si pengantin wanita turun panggung ikut menari bersama para penari lainnya.
Pesta pernikahan yang dilangsungkan di pelataran rumahnya berlangsung ramai, lebih-lebih dengan penampilan tiga penari cantik tari Beskalan Putri dari KBP mampu memukau para tamu undangan. Pengantin wanita, Fitri yang dimintai komentarnya mengatakan, ia mengaku amat sangat merasa bahagia bisa terlibat langsung menari di acara pernikahannya bersama teman-teman.
Advertisement
"Saya amat sangat bersyukur, karena tidak semua orang mempunyai momen yang seperti itu," kata Fitri.
Hiburan pentas tari pada pesta pernikahan mungkin saja sudah langka. Selain hiburan solo organ, atau orkes dangdut. Bagi Fitri, pentas tari sangat penting untuk mengenalkan kembali seni tari yang merupakan warisan budaya bangsa. Tari apapun itu, kata ia, sarat dengan berbagai pesan hidup. Karena itu, ia mengajak untuk terus melestarikan warisan budaya itu.
"Saya berharap ke depannya, secara perlahan masyarakat lebih memanfaatkan atau menyelipkan momen-momen sakral dengan mengisi acara seperti tari-tarian sesuai budaya masing-masing," harapnya.
Rere Kurniawati, salah satu penari KBP yang menari Tari Beskalan mengatakan, momen pernikahan dengan menyuguhkan tari-tarian tradisional merupakan bagian dari strategi mengenalkan seni tari pada para tamu. Rere bilang, tari Beskalan yang berasal dari Malang, biasanya digunakan sebagai tari pembuka dalam sebuah acara.
"Ini momen untuk mengenalkan ke semua tamu salah satu dari tarian Malangan dimana tari Beskalan bisa mengikuti perkembangan zaman," kata Rere.
Rere yang juga mengelola Sanggar Tari Sumberawan Malang menepis anggapan sebagian orang bahwa menari itu sulit. Kata Rere, semua orang bisa menari asalkan ada kemauan kuat. "Intinya tari sebagai seni budaya itu harus dipelajari teori dan praktik, serta dilestarikan. Kalau bukan kita siapa lagi?," ujarnya.
Pada resepsi pernikahan siang harinya, para tamu undangan disuguhi pentas tari Beksan Parisuko dan tari Gambyong yang dibawakan oleh para penari muda KBP yang diasuh oleh guru tari Indar Cikam. Tari Beksan Parisuko dibawakan oleh Firna, Mega dan Azra. Meski mereka masih duduk di bangku SMP, namun sudah banyak prestasi yang mereka sabet.
Lantas, apa itu tari Beksan Parisuko? Guru tari KBP Indar Cikam menjelaskan bahwa tari Beksan Parisuko merupakan tarian yang menceritakan detail tentang kehidupan di dunia yang menyangkut kehidupan ini ada awal, tengah dan akhir.
"Menari seperti aliran wirasa, wiraga dan wirama yang ketiganya ini dijadikan muara yang menjadi satu kesatuan utuh. Orang yang paling bahagia adalah orang yang memahami betul tentang untuk apa sebenarnya dia hidup di dunia ini," kata Indar yang juga owner Sanggar Rias Sekar Tanjung Polowijen.
Sesi berikutnya, kedua penari Herni Nur Fatimah (Herni) dan Wafiqotil Istiqomah (Evi), mementaskan tari Gambyong. Mereka mengaku tertantang untuk menari pada pesta pernikahan. Bagi mereka, inilah momen untuk mengenalkan kembali Tari Gambyong di hadapan para tamu undangan.
Berbicara singkat tentang tari Gambyong, dikatakan Herni, bahwa tari ini adalah salah satu tari tradisional yang berasal dari daerah Surakarta, Jawa Tengah. Pada awalnya tarian ini hanyalah sebuah tarian jalanan atau tarian rakyat. Tari ini juga termasuk perkembangan dari tari Tayub.
"Pertunjukkan seni tari Tayub pada awalnya dilakukan oleh Sri Gambyong di jalanan. Akhirnya banyak kalangan menganggap tari ini mempunyai keunikan dan ciri khas yang membedakan tariannya dengan tarian dari penari-penari lainnya," tutur Herni.
Ditambahkan Evi, berita adanya pertunjukan seni tari yang dilakukan Sri Gambyong akhirnya menyebar luas sampai ke telinga Sunan Paku Buwono IV, raja Surakarta pada waktu itu. Akhirnya pihak dari keraton Mangkunegara Surakarta mengundang Sri Gambyong untuk menunjukkan tariannya.
Semenjak saat itu, tari Gambyong yang dimainkan oleh Sri Gambyong semakin dikenal. Banyak masyarakat yang mempelajari tarian ini hingga akhirnya tarian Gambyong dinobatkan sebagai tarian khas istana. "Sampai saat ini, tarian ini masih sering dipertunjukan dalam acara-acara resmi kenegaraan, maupun acara adat rakyat. Bahkan, dalam gelaran resepsi pernikahan atau khitan," katanya.
Seperti diketahui, para penari KBP setiap kali pentas tari topeng selalu diawali dengan menari tari Beskalan. Sesuai perkembangan zaman, tari Beskalan mulai pentas di hotel, restoran, kampus, dan kantor pemerintahan. Hal ini agar masyarakat dan para pemangku kepentingan makin sadar (aware) pentingnya merawat dan melestarikan seni budaya setempat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Malang |