Menteri Eko akan Tawarkan ke Starbucks Sejumlah Desa Pengasil Kopi

TIMESINDONESIA, BADUNG – Peresmian gerai baru Starbucks Coffee Sanctuary Dewata, yang bertempat di Jalan Sunset Road, Nomor 77, Kuta, Badung, Bali, dihadiri oleh sejumlah Menteri RI dan para stakeholder.
Dalam peresmian tersebut, hadir Kevin Johnson, CEO Starbucks Cooffee Company, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi RI Eko Putro Sandjojo serta Menteri Komunikasi dan Informatika RI (Menkominfo RI) Rudiantara.
Advertisement
Menteri Eko saat jumpa awak media menyampaikan, dengan resminya gerai Starbucks terbaru di Bali adalah hal yang cukup bagus.
"Jadi hal ini bagus, karena Starbucks ini adalah multinational brand, yang ada investasi di Indonesia. Salah satunya untuk meningkatkan, kita harus bawa investasi datang ke Indonesia," ucapnya, Sabtu (12/1/2019) sore.
Menurut Menteri Eko, Sturbucks selama ini mempunyai komitmen yang baik. "Starbucks ini juga punya komitmen karena dalam sejarahnya juga mempromosikan kopi-kopi Indonesia di luar negeri, jadi kita harus mendukung," imbunya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Eko juga mengaku akan menawarkan desa-desa pengasil kopi di Indonesia untuk bisa bekerjasama dengan Starbucks.
"Saya juga menawarkan untuk desa-desa pengasil kopi bekerjasama dengan Starbucks. Supaya cara handlingnya atau cara menanamnya bisa cocok dengan Starbucks, dan punya kualitas sehingga mereka mendapatkan nilai yang lebih baik lagi," ungkapnya.
Menteri Eko juga menjelaskan, dari keterangan Kevin Johnson, kopi Indonesia adalah paling besar dipakai oleh Sturbucks.
"Sekarang Indonesia komiditas kopinya sangat bagus. Cuman kita handlingnya kurang bagus. Dengan kerjasama dengan Starbucks itu bisa dibantu untuk bagaimana handlingnya yang lebih bagus. Sehingga mempunyai nilai yang lebih bagus lagi," paparnya.
"Tentunya kita harus kerjasama create common interest dan muncul benefit. Nah, Starbucks bisa bantu untuk improve handling kapasitas sehingga create value. Dan pemerintah bantu untuk kemudahan-kemudahan supaya masyarakat atau investor tertarik untuk invesatasi di Indonesia," tambah Menteri Eko.
Dengan adanya kerjasama tersebut, Menteri Eko berpendapat bisa menurunkan angka kemiskinan di desa-desa di Indonesia.
"Angka kemiskinan masih lebih tinggi tapi penurunanya (kemiskinan di desa) lebih tinggi daripada di Kota. Kalau ini bisa kita pertahankan 5 tahun akan datang, jumlah orang miskin di desa akan lebih sedikit daripada di Kota," katanya.
Maka untuk mendorong hal tersebut, Menteri Eko akan terus berupaya untuk menarik para investor ke Indonesia. "Pertama Starbucks kita tarik supaya dia ada komitmen ke Indonesia, tapi bukan hanya Starbucks tapi semuanya. Dengan adanya komitmen bisa create value. Kedua juga common interest juga untuk produk-produk pertanian di Indonesia yang memenuhi standar kualitas," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Bali |