Peristiwa Daerah

Pemerintah Kota Batu Tunggu Dampak Jalan Tol Malang-Pandaan

Kamis, 17 Januari 2019 - 16:40 | 77.90k
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko. (Dok/TIMES Indonesia)
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko. (Dok/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATUPemerintah Kota Batu memilih menunggu dampak arus lalu lintas pasca pembangunan jalan Tol Malang-Pandaan sebelum mengajukan kembali pembangunan jalan tembus Batu-Sukorejo.

Jika jalan tol ini, bisa mengurai kemacetan atau malah justru keberadaan tol ini membuat kemacetan di Kota Batu justru bertambah parah, maka Pemkot Batu akan  kembali mengajukan pembangunan jalan tembus Batu - Sukorejo Pasuruan kepada Pemprov Jatim.

Advertisement

“Keberadaan jalan tol apa tambah memacetkan Kota Batu atau malah memperlancar arus lalu lintas harus kita lihat, kita belum tahu dampaknya,” kata Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.

Pembangunan jalan tembus ini, kata Dewanti tidak bisa dilakukan Kota Batu sendiri, namun harus berkoordinasi dengan daerah lain dan Provinsi.

“Disitu kesulitan kita, meski sudah ada MoU dengan pemerintah provinsi tapi belum bisa merealisasikan karena di tingkat nasional sudah ada rencana pembangunan jalan tol yang harus didahulukan,” kata Dewanti.

Karena itu, Pemkot Batu memilih menunggu perkembangan dan melihat dampak keberadaan jalan tol.

Dewanti mengatakan Malang Raya merupakan satu kesatuan terintegrasi. Jika ingin menyelesaikan permasalahan kemacetan, tiga daerah ini harus sinergis.

Terlebih Kota Batu memiliki wilayah terkecil dibandingkan dua kota lainnya. Memang ada yang menyebut luas wilayah Kota Batu sama seperti Kota Malang.

“Memang benar luas Kota Batu sama seperti Kota Malang, tapi jangan lupa 60 persen luas wilayah Kota Batu adalah hutan yang tidak bisa diotak atik lagi,” kata Dewanti.

Luas lahan yang bisa digunakan hanya 40 persen saja, namun dari luasan itu 20 persennya adalah tanah pertanian yang juga harus dilindungi.

“Lahan pertanian kalau tidak sangat urgen juga tidak boleh diotak atik, jadi hanya 20 persen saja wilayah di Kota Batu yang bisa digunakan,” kata Dewanti.

Karena itu, ia mengajak dua wilayah di Malang Raya untuk menangkap peluang ini. “Kota dan Kabupaten harus juga menangkap wisatawan, Jumat (18/1/2019) kita akan bicarakan masalah ini dengan kota dan Kab Malang di Universitas Brawijaya,” kata Dewanti.

Bisa jadi jalan tembus akan menjadi solusi kemacetan, namun Pemerintah Kota Batu memilih menunggu dampak arus lalu lintas pasca pembangunan jalan Tol Malang-Pandaan sebelum mengajukan kembali pembangunan jalan tembus Batu-Pasuruan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES