Peristiwa Daerah

Jelang Imlek, Pedagang Buah di Banyuwangi Enggan Jual Buah Naga

Minggu, 03 Februari 2019 - 11:23 | 320.19k
Respon pedagang buah menjelang Hari Imlek di Pasar Rogojampi, Banyuwangi (Foto: Roghib/TIMES Indonesia)
Respon pedagang buah menjelang Hari Imlek di Pasar Rogojampi, Banyuwangi (Foto: Roghib/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Menjelang hari besar Imlek yang jatuh tepat Selasa (5/2/2019), harga buah di pasaran, khususnya di Banyuwangi, cukup stabil. Buah bagi umat Tionghoa, adalah keburuntungan yang mereka percayai, seperti buah jeruk mandarin dan buah naga.

Namun, pedagang buah di Banyuwangi, mengaku enggan menjual menjual buah naga, lantaran harga ditingkat petani masih murah antara Rp 2.000 perkilogram. Mereka takut mengalami kerugian jika menjual buah naga.

Advertisement

Beberapa waktu lalu harga buah naga di Banyuwangi memang anjlok, hanya berkisar Rp 1.000 perkilogram. Sehingga banyak buang yang dibuang lantaran buah naga yang tersimpan rusak, akibat tidak laku terjual, kondisinya sangat parah dibandingkan sebelum-sebelumnya.

Hal ini diakibatkan juga banyak petani yang menanam buah naga, seiring waktu panen yang bersamaan banyak buah naga yang beredar di pasaran.

"Sudah seminggu lebih ini, saya tidak menjual buah naga. Saya gak berani menjual buah naga, soalnya harganya masih turun, takut rugi," aku Rosidah (43), pedagang buah, di Pasar Rogojampi, Banyuwangi. Minggu (03/02/2019).

Rosidah juga menjual aneka buah seperti buah Jeruk Mandarin, Nanas, Pepaya, Alpukat, Manggis, Kelengkeng, Salak, Apel, Anggur Merah dan yang lainnya.

Harga buah yang sekarang sedang tinggi yaitu anggur merah impor sebesar Rp 50.000 perkilogram. Sementara harga jeruk mandarin Rp 25.000 perkilogram dan harga Alpukat Super senilai Rp 18.000 sampai Rp 20.000 perkilogram.

Harapan Rosidah, agar pemerintah memberikan wadah bagi petani atau pelaku bisnis buah naga, agar buah naga memiliki nilai jual yang tinggi dan berkelanjutan.

Beberapa waktu lalu Bupati Abdullah Azwar Anas, sempat mengungkapkan keprihatinannya bahwa hal tersebut adalah hukum pasar. "Memang siklus ini sering terjadi di pasar. Saya sangat berempati melihat kondisi ini. Tetapi ini sifatnya sementara, musim tertentu memang turun tetapi musim tertentu juga akan naik," kata Anas.

Pemerintah Banyuwangi saat ini, secara bertahap sedang menyelesaikan infrastruktur mengenai pertanian di Banyuwangi, jadi agar lebih efisein.

Selain itu, melalui Dinas Pertanian sering memberikan kegiatan penyuluhan pertanian mengenai mutu produk buah naga, kemudian lahan-lahan yang produktif supaya tidak semuanya di konversi menjadi lahan buah naga, agar seimbang serta sekarang juga banyak spot wisata petik buah naga di kawasan Banyuwangi Selatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES