Sejumlah Petani Jeruk di Banyuwangi Ingin Beralih Tanam Buah Naga, Ini Alasannya

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kemarau berkepanjangan dan mahalnya perawatan tanaman jeruk membuat sejumlah petani jeruk di Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, ingin beralih menanam ke buah naga, Rabu (6/2/2019). Murahnya harga jual buah naga non-organik, membuat sejumlah petani mulai melirik buah naga organik.
Hampir dua bulan jarang terguyur hujan, puluhan hektar lahan tanaman jeruk di wilayah Pesanggaran, Banyuwangi mengalami kering dan retak. Sungai yang menjadi sumber pengairan pun juga mulai mengering.
Advertisement
Maryono, seorang petani jeruk juga mengeluhkan terkait cuaca kering yang tidak kunjung hujan. Meskipun di beberapa wilayah di Banyuwangi sering hujan, namun di Pesanggaran sendiri curah hujan masih sangat jarang, akibatnya pohon jeruk pun tidak banyak yang berbunga.
"Sungai terdekat sudah jarang ada airnya, jadi ya harus menyedot air dari sungai yang lebih jauh, itu pun membutuhkan biaya lagi," katanya.
Cuaca kering yang terkadang hujan, lanjut Maryono, membuat tanaman sering terkena penyakit embun tepung yang nantinya menjadi kanker jeruk.
Gejala awal berupa bercak putih pada sisi bawah daun yang selanjutnya warna hijau gelap, kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya. Pada buah ditandai dengan gejala terbentuk gabus warna coklat tetapi bagian tepi tidak berwarna kuning.
"Meskipun berbuah nantinya tidak sempurna ,dan buahnya itupun tidak laku untuk dijual," katanya.
Untuk diketahui, musim panen raya buah naga pada bulan januari lalu membuat sejumlah petani buah naga mengelus dada, pasalnya harga buah naga dipasaran hanya berkisar 500 hingga 1000 rupiah saja per kilo. Sedangkan harga buah naga organik sendiri harga masih stabil di kisaran 10 ribu keatas.
Hal tersebut membuat membuat sejumlah petani jeruk di Pesanggaran, Banyuwangi, mulai beralih menanam buah naga organik di sela tanaman jeruk mereka. Setelah 2 tahun, saat buah naga sudah besar, pohon jeruk akan dicabut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Banyuwangi |