Kental dengan Nilai Sejarah, ini Wajah Pakaian Adat Lamongan

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Desain Pakaian Adat Lamongan yang baru saja diperkenalkan ternyata memikiki nuansa yang begitu kental dengan nilai-nilai sejarah Kabupaten Lamongan.
Arif Ansori, desainer Pakaian Adat Lamongan menyebut, mulai dari ikat kepala atau udeng, kemeja hingga jarik, memiliki makna masing-masing.
Advertisement
Untuk udeng, kata Arif, memiliki motif yang sama dengan udeng yang pernah dikenakan oleh sesepuh Lamongan, termasuk kanjeng Sunan Drajat.
"Ikat kepala ini melambangkan masyarakat Lamongan yang tentram dan damai, sehingga bisa mewakili karakter masyarakat Lamongan," tuturnya, Rabu (10/4/2019).
Ciri yang dimiliki udeng ini, kata Arif, berbeda dengan udeng milik daerah lain, karena memiliki lima lipatan yang melambangkan Pancasila.
Begitu juga dengan baju atau atasan dan jarik untuk Pakaian Adat Lamongan, juga berbeda dengan yang dimiliki daerah-daerah lain.
Menurut Arif, baju yang kenakan laki-laki, memiliki belahan depan dan desainnya terinspirasi oleh busana pusaka, yaitu Baju Tambal Sewu yang pernah ada di Desa Sambilan di kecamatan Mantup.
"Daerah lain tanpa belahanan, kancing baju ada lima buah, yang terinspirasi dari sila-sila Pancasila," ucapnya.
Sedangkan untuk jarik memiliki ciri khas batik Sendang, dengan motif Singo Mengkok, dipadu dengan motif Garuda dan bunga Tanjung. "Motif Singo Mengkok ini kita ambil dari Gamelan Singo Mengkok yang ada di Sunan Drajat," ujarnya.
Sementara Pakaian Adat Lamongan untuk putri, kata Arif, pihaknya memilih desain menyerupai gaun pengantin, baik dari sanggul baju dan jarik. "Warna kita gunakan warma hitam dan putih, karena warna di dunia ini terbagi dua, hanya hitam dan putih," tuturnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Lamongan |