Peristiwa Daerah

Festival Meras Gandrung Ke-4 Banyuwangi, Pukau Penonton hingga Merinding

Minggu, 21 April 2019 - 13:08 | 105.73k
Pagelaran Sendratari Meras Gandrung dalam Festival Lembah Ijen Ke-4 di Taman Gandrung Terakota, Banyuwangi (Foto: Roghib/TIMES Indonesia)
Pagelaran Sendratari Meras Gandrung dalam Festival Lembah Ijen Ke-4 di Taman Gandrung Terakota, Banyuwangi (Foto: Roghib/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Gelaran Festival Lembah Ijen 2019 yang menyuguhkan tarian Meras Gandrung ke 4 Banyuwangi, Sabtu (20/4/2019) membuat para penonton terpukau hingga membawa merinding diseluruh tubuh. Pertunjukan Tari Meras Gandrung kali ini, tampil dengan konsep sedikit berbeda, karena bertepatan dengan masa panen rakyat osing, ditampilkan prosesi petik padi yang diperagakan Dewi Sri dan kebo-keboan membajak sawah.

Nuansa alami khas pesawahan terasiring lereng Gunung Ijen membuat penonton betah. Apalagi diiringi alunan musik Jaz asal Banyuwangi, yang menambah suasana sejuk semakin menyatu dengan alam.

Advertisement

Bupati-Anas.jpg

Berlokasi di Taman Gandrung Terakota, Bupati Abdullah Azwar Anas beserta rombongan Pemkab Banyuwangi, selalu hadir dalam karya tari pertama di Bumi Blambangan itu.

"Saya kira kompetitor kita bukan teknologi, tetapi kita punya seni dan budaya. Kesenian ini bukan hanya mendatangkan uang tetapi membawa kebahagiaan," ucap Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Minggu, (21/04/2019).

Bupati Anas mengungkapkan, Hal itu adalah cara yang kreatif. "Pak sigit merekam ini dengan baik. Jadi, yang tidak bisa nonton secara langsung bisa lihat di youtube. Harpannyan, acara ini terus bisa berkembang dan selalu pertahankan kebudayaan Banyuwangi," harap Anas.

Sebelumnya, Bupati Anas diajak Sigit Pramono, sang pemilik Taman Gandrung Terakota, untuk menyaksikan prosesi petik padi hingga menikmati sajian jenang dan rujak khas Banyuwangi.

Sendra-Tari-di-Banyuwangi-a.jpg

"Disini kami punya Sendratari Meras Gandrung yang khas Banyuwangi. Kami selalu mendatangkan para ahli tari untuk memperbaiki kualitas tari yang kami pentaskan. Semoga, acara ini memberikan edukasi bagi masyarakat luas dan membawa barokah amin," kata Sigit Pramono.

Pagelaran meras gandrung ini diselenggarakan setiap bulan sekali. Sebelumnya, sudah dilaksanakan selama tiga kali ditahun 2019. Acara itu sudah masuk dalam kalender Banyuwangi Festival 2019.

Karya ini memang mengisahkan perjalanan awal tari gandrung yang diperankan oleh pria "Gandrung Marsan". Kemudian, beralih ditarikan gandrung perempuan dengan berbagai ritual khas suku Osing yang syarat makna filosofis tinggi.

Walau listrik sempat padam diakhir pertunjukan, bukannya penonton kecewa atau pulang. Tetapi penonton semakin menikmati suguhan tarian dan tak sedikit antusias penonton menari bersama, serta tak sedikit yang mengakat smartphone-nya untuk memberikan pencahayaan. 

Dr Kuswarsantyo, M.Hum, dosen tari Universitas Negeri Yogyakarta mengungkapkan, jika ia rela jauh-jauh datang ke Banyuwangi hanya ingin melihat pertunjukan spektakuler Meras Gandrung.

"Saya dari Yogyakarta sengaja ingin ke Banyuwangi. Karena kemajuan kebudayaan Banyuwangi sangat luar biasa. Belum pernah ada Festival Meras Gandrung di Jogja, yang bisa membuat konsep Sendratari yang luar biasa semacam ini. Saya akan rekomendasikan anak didik saya untuk KKN di sini dan kemarin sudah di ACC oleh Rektor," tegas Kuswarsantyo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES