Peristiwa Daerah

Jelang Ramadhan, Keluarga Keraton Surakarta Nyekar di Ponorogo

Jumat, 26 April 2019 - 12:19 | 362.07k
Gusti Mung bersama rombongan keluarga keraton Surakarta Hadiningrat saat memasuki area makam Bathoro Katong di Setono Ponorogo. (FOTO: Evita/TIMES Indonesia)
Gusti Mung bersama rombongan keluarga keraton Surakarta Hadiningrat saat memasuki area makam Bathoro Katong di Setono Ponorogo. (FOTO: Evita/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Tradisi rutin dilakukan keluarga Keraton Surakarta Hadiningrat di Kabupaten Ponorogo. Menjelang bulan Ramadhan, keluarga darah biru ini ziarah  makam atau nyekar di kota Reog.

Ada tiga makam yang dikunjungi, yakni makam Bathara Katong di Desa Setono Jenangan, makam Sunan Kumbul yang berada di Desa Sawoo dan makam Jaya Negara bertempat di Kecamatan Slahung. Ziarah dilakukan pada hari Jumat (26/4/2019).

Advertisement

Dalam kunjungan religinya, tak ketinggalan pula Kajeng Gusti Raden Ayu Wandansari atau Gusti Mung. Juga mendampingi Kanjeng Wira Pangarsa Punjer Pakasa beserta Sentana Keraton Surakarta Hadiningrat. "Kita ini orang Jawa, harus bisa melestarikan budaya Jawa dengan mengingat para leluhur," ungkap Gusti Mung kepada TIMES Indonesia.

Rombongan ziarah kubur atau religi dari Keraton Surakarta itu berjumlah 30 orang. Sedang Pakasa dari Ponorogo sekitar 20 orang. Mereka yang ikut bergabung dalam acara nyekar ini diwajibkan berpakaian batik dengan mengenakan blangkon untuk yang laki- laki. "Ini bentuk perhatian kami kepada leluhur atau bisa disebut sungkem berdoa memohonkan maaf kepada Allah Swt," tambahnya.

Di sisi lain Sunardi, juru kunci Makam Bathara Katong, salah satu tempat yang disinggahi rombongan mengatakan, kegiatan ziarah kubur yang dilakukan keluarga Surakarta Hadiningrat itu rutin dilakukan menjelang puasa. "Saya senang adanya perhatian, kepedulian terhadap budaya leluhur masih dilakukan oleh keluarga Keraton Surakarta Hadiningrat."

Sunardi berharap apa yang dilakukan Keluarga Keraton Surakarta Hadiningrat terhadap tradisi nyekar makam di Ponorogo ini, bisa sebagai teladan. "Semoga generasi penerus dapat mengikuti jejak untuk tetap mempertahankan adat, tradisi dan budaya Jawa yang adi luhung," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Ponorogo

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES