Kerajinan Tangan Berbahan Stick Karya Napi Rutan Ponorogo, Seperti Apa?

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Hidup di bui alias di penjara Rutan II B Ponorogo tak membuat Imam Mujiono, warga Pulung, Ponorogo patah semangat. Pria yang divonis 32 bulan penjara gara-gara mencuri sepeda motor ini mencoba berkreasi ala napi di balik jeruji besi.
Dengan tangan dinginnya, Imam membuat kerajinan tangan berbahan stick es krim (28/4/2019).
Advertisement
Stick es krim disulap Imam menjadi miniatur kapal, dan replika sepeda motor yang berukuran mini hingga ukuran satu meter. Dari tangan dinginnya itu, kini ia menerima banyak order dari keluarga napi yang berkunjung ke Rutan Kelas II B Ponorogo.
“Kehidupan dalam penjara kayak sekolah. Dan saya belajar berkreasi di sini. Harus bisa hidup lebih baik,” kata Imam, penghuni Rutan Kelas II B Ponorogo.
Ia mengatakan, awalnya diberikan pelatihan oleh pihak Rutan untuk membuat kerajinan. Menurutnya, dirinya sudah mempunyai modal sebelum di penjara dengan membuat berbagai kerajinan.
“Alhamdulilah di sini (rutan) mendapatkan fasilitas, untuk berkarya dengan bahan stick es krim untuk di jadikan miniatur motor, kapal dan macam-macam, Sesuai pesanan,” terangnya.
Ia mencontohkan, miniatur motor berukuran 120 sentimeter dibuatnya dalam waktu lima hari. Untuk membuat kerajinan itu, Imam membutuhkan sedikitnya 3.000 stick es krim dan 25 lem kayu. Alat yang digunakan hanya berupa pisau cutter, dan gergaji mini.
Miniatur motor tersebut laku dijual dengan harga Rp 750 ribu. Pembelinya adalah keluarga napi yang berkunjung ke rutan. Sementara untuk miniatur motor yang berukuran lebih kecil biasanya dijual dengan harga Rp 200 ribu.
“Untuk motor kecil biasanya modal saya Rp 80 ribu. Yang paling sulit buat sparepart-nya itu yang harus mencari,” jelasnya.
Dari hasil kerajinan itu, ia pun kini dibanjiri orderan. Pesanan datang dari daerah setempat hingga Madiun. Kebanyakan memesan kotak tisu berbahan stick es krim dalam partai besar.
Untuk satu kotak tisu dia membanderol dengan harga Rp 20-35 ribu. karena keterbatasan bahan, terkadang dia tidak sanggup memenuhi permintaan pesanan. Ya, dari dalam Rutan Ponorogo, sang napi mencoba menelurkan karya untuk masa depannya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Ponorogo |