Pesantren Tegalsari Ponorogo Pernah Jadi Pusat Peradaban Islam Nasional

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Pesantren Tegalsari Ponorogo memang tinggal kenangan. Namun, kemasyhuran Tegalsari di masa lalu tidak terlepas dari kecemerlangan dua pendirinya, Kiai Muhammad Besari dan Kiai Nur Shodiq.
Kurikulum yang diterapkan keduanya mampu melahirkan bangunan-bangunan pemikiran bersejarah dalam bidang Islam dan nasionalisme bagi bangsa Indonesia.
Advertisement
Melalui kearifan, keikhlasan serta keteguhan oleh prinsip Islam tersebut, dua kiai kakak beradik tersebut berhasil membawa Tegalsari masyhur kala itu dan menjadi pusat spiritualitas massa yang banyak. Bahkan, bisa dibayangkan saat itu (abad 17) Pesantren Tegalsari dihuni ribuan santri.
Pesantren Tegalsari dulunya lebih mengedepankan ilmu-ilmu tasawwuf. Kiai Muhammad Besari dan Kiai Nur Shodiq mampu mengartikulasikan antara tasawwuf dengan serat kalatida, dan serat itu yang biasanya dijadikan sebagai ajaran hidup untuk mengenali zaman.
Seperti yang diungkapkan imam masjid Tegalsari, KH. Syamsuddin. "Peradabannya sudah berbeda, zaman dulu orang kalau sudah masuk pesantren ya harus patuh dengan pengasuhnya. Seperti zaman keemasan Tegalsari dulu, Kiai Muhammad Besari dan Kiai Nur Shodiq merupakan kiai kharismatik. Sehingga santri-santrinya penuh kepatuhan," katanya.
Dia juga menuturkan, jaman keemasan Tegalsari sampai ke cucu KH Muhammad Besari, yaitu KH. Hasan Besari. "Beliau juga berhasil mewarisi ilmu kakeknya KH Muhammad Besari, dengan jariah-jariah luar biasa untuk kemaslahatan ummat Islam pada saat itu. Bisa dibayangkan kalau zaman itu Tegalsari sudah dihuni puluhan ribu santri," imbuhnya.
Dari situlah Pesantren Tegalsari mampu melahirkan tokoh-tokoh ternama. "Seperti pujangga tersohor Keraton Surakarta, Raden Ngabehi Ronggowarsito dan juga tokoh pergerakan nasional HOS Cokroaminoto dan tentunya masih banyak lagi tokoh-tokoh penting di negara ini pernah mondok di Tegalsari," jelas Kiai Samsuddin.
Pesantren Tegalsari Ponorogo memang tinggal kenangan, namun jariah dari Kiai Ageng Muhammad Besari, KH Nur Sodiq dan KH Hasan Besari sampai kini tetap abadi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Sumber | : TIMES Ponorogo |