Peristiwa Daerah

Rektor UNEJ: Jadikan Ramadhan Sebagai Ajang Continuous Quality Improvment

Senin, 10 Juni 2019 - 18:34 | 29.93k
Rektor Universitas Jember Moh. Hasan saat menyalami tamu dalam acara Halal Bi Halal Keluarga Besar Universitas Jember yang digelar di Gedung Soetardjo, Senin (10/6/2019). (FOTO: Humas UNEJ for TIMES Indonesia)
Rektor Universitas Jember Moh. Hasan saat menyalami tamu dalam acara Halal Bi Halal Keluarga Besar Universitas Jember yang digelar di Gedung Soetardjo, Senin (10/6/2019). (FOTO: Humas UNEJ for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Rektor Universitas Jember Moh. Hasan mengajak segenap keluarga besar Universitas Jember (UNEJ) untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang continuous quality improvment. Sehingga selepas bulan puasa nanti maka kualitas dan kuantitas ibadah kita tetap sama dengan di masa Ramadhan yang lalu.

Artinya, Ramadhan menjadi ajang untuk mengembangkan, memperbaiki, dan menempa diri dengan berbagai ibadah, baik di sisi hablum minallah maupun hablum minannas, yang bakal terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Sehingga terbentuk manusia bertaqwa yang terus berusaha memperbaiki diri.

Advertisement

Ajakan ini disampaikan oleh Moh. Hasan ketika memberikan sambutan dalam acara Halal Bi Halal Keluarga Besar Universitas Jember yang digelar di Gedung Soetardjo, Senin (10/6/2019). Dia berharap agar Halal Bi Halal tidak hanya dimaknai sebagai tradisi rutin saling memaafkan namun juga sebagai ajang mempererat persatuan antarumat Islam, antarsesama anak bangsa, dan antarsesama manusia.

“Mari ajang halal bi lalal ini kita manfaatkan tidak hanya untuk memaafkan segala kesalahan, tapi juga ajang membangun persatuan yang lebih kokoh tidak hanya diantara sesama muslim tapi dengan semua keluarga besar Universitass Jember bahkan dengan semua warga Indonesia,” harap Moh. Hasan di hadapan unsur pimpinan, dosen, serta karyawan di Kampus Tegalboto. 

Ajakan Rektor UNEJ didukung oleh Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin, yang pagi itu memberikan tausiyah makna halal bi halal. Menurutnya, secara fitrah manusia diciptakan dekat kepada Tuhannya.

Fitrah itu bisa berarti asal kejadian, kesucian  atau menapaki asal kejadian untuk menuju jalan yang benar. Namun dosa-dosa yang dibuat manusia menjadi penghalang hubungan antara manusia dengan Sang Khaliq.

“Dosa yang kita lakukan kepada Allah SWT  bisa diampuni dengan bertobat, namun dosa kepada sesama manusia hanya bisa lebur dengan cara meminta maaf kepada sesama manusia. Untuk itulah ulama Indonesia menciptakan ajang halal bi halal agar kita semua dapat saling memaafkan,” jelas ulama yang juga Ketua PCNU Jember ini.

Kiai yang akrab dipanggil Gus Aab ini kemudian memberikan contoh manfaat lain dari halal bi halal, tradisi yang diciptakan oleh para ulama Indonesia yang mengakar pada kearifan lokal.

“Selain meminta maaf kepada sesama umat Islam, halal bi halal juga merekatkan persaudaraan kita dengan sesama warga negara bahkan sesama manusia di dunia. Yang oleh pencetusnya, Almaghfurlah KH. Acmad Shiddiq diistilahkan sebagai Ukhuwah Islamiyyah, Ukhsuwah Wathoniah, dan Ukhuwah Basyariyah. Oleh karena itu saya mengapresiasi langkah Universitas Jember mengajukan KH. Achmad Shiddiq sebagai pahlawan nasional atas sumbangan pemikirannya terkait Pancasila dan berbagai permasalahan bangsa,” ujar dosen IAIN Jember ini. 

Kegiatan Halal Bi Halal Keluarga Besar Universitas Jember diikuti oleh semua dosen dan karyawan baik yang beragama Islam maupun non-muslim. Acara makin meriah dengan penampilan grup qosidah Al Inabah yang digawangi oleh ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan UNEJ. Setelah saling bermaafan, acara ditutup dengan makan bersama dengan menu ketupat lebaran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES