Peristiwa Daerah

GMNI Pertanyakan Kerja Sama Kemenpar dan AirAsia

Senin, 10 Juni 2019 - 20:27 | 64.30k
Maskapai Penerbangan Air Asia (FOTO: humanresourcesonline)
Maskapai Penerbangan Air Asia (FOTO: humanresourcesonline)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kerja sama Kemenpar (Kementerian Pariwisata) dengan AirAsia dalam rangka promosi penerbangan ke Indonesia melalui kampanye pemasaran di Australia sepatutnya dipertanyakan. Walaupun cara itu disebut pihak Kemenpar, lebih murah dibandingkan memasang iklan di luar negeri maupun media.

"Model kerja sama seperti ini harus ditinjau kembali oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya.  Kemenpar semestinya memaksimalkan peranan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pariwisata, penerbangan dan lainnya untuk mempromosikan wisata Wonderful Indonesia," ujar Sekjen DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Clance Teddy, Jakarta, Senin (10/6/2019).

Advertisement

Menurut Teddy, peran perusahaan BUMN penerbangan dalam menjalankan penugasan pemerintah sudah teruji. Misalnya, membuka rute ke Saumlaki, Labuan Bajo, Sibolga, Belitung, dan lain-lain yang tidak dibayar pemerintah.

Lantas dia menyarankan kerja sama Kemenpar dan AirAsia perlu ditinjau dari aspek hukum agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari. Evaluasi dinilai tak ada guna mencegah terjadinya kerugian yang muncul akibat kerja sama tersebut.

"Untuk diketahui, Kemenpar bekerja sama dengan AirAsia. Kemenpar mengucurkan Rp 4,3 miliar. Sebagai gantinya, Air Asia berkomitmen mendatangkan lebih dari 15.000 wisatawan melalui rute baru Perth-Lombok." tandas Teddy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES