Hama Ulat Serang Tanaman Tembakau di Pamekasan

TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Petani tembakau di Pamekasan, Madura, Jawa timur mengeluh akibat daun tembakau dimakan hama ulat. Akibatnya, daun tembakau banyak yang robek hingga patah.
Syaiful (24) petani tembakau asal Dusun Lanpelan, Desa Sana Laok mengaku rutin tiap hari mencari dan membuang ulat yang menempel di daun tembakau.
Advertisement
Tidak hanya itu, ia juga berusaha menyemprot pakai cairan pestisida, namun masih saja hama berupa ulat itu tetap ada.
"Daun tembakau banyak yang berlubang. Jika sudah demikian, daun yang dimakan ulat itu tidak bisa dipanen lagi karena tidak laku dijual,"ungkap Syaiful, Jumat (05/7/2019).
Sementara, daun tembakau yang dimakan hama itu masih berusia 2 bulan. Petani pun merugi karena hasil panen berkurang hingga 50 persen dari biasanya.
“Masih kecil ini dimakan ulat, beratnya berkurang kalau dimakan ulat kalau tidak dimakan ya beratnya banyak," imbuhnya.
Syaiful menjelaskan biasanya setiap sekali panen ia mampu mendapatkan daun sekitar 20 kwintal daun basah per hektarnya, dengan nilai jual Rp 3 juta. Namun akibat dimakan ulat hasil panennya bisa berkisar 10 kwintal saja atau sekitar Rp. 1,5 juta.
"Hasil itu tidak mencukupi untuk mengganti biaya produksi mulai dari tanam, perawatan sampai masa panen. Karena memang biayanya agak mahal,"tegasnya.
Akhmad, petani tembakau di Desa Bujur Timur, mengatakan sejumlah petani sudah berusaha membasmi ulat-ulat itu dengan penyemprotan obat hama dan pembasmian secara manual, seperti memetik dan membuang daun yang telah dimakan ulat itu.
"Namun upaya itu tak membuahkan hasil karena ulat terus menyerang daun tembakau yang masih segar," jelasnya.
Pihaknya, meminta kepada pemerintah melalui Dinas terkait membantu mereka melalui berbagai cara untuk membasmi hama ulat penyerang tembakau itu.
"Saya minta kepada pemerintah terkait untuk membantu para petani tembakau agar daun tembakau tidak rusak diserang hama ulat. Karena kalau dibiarkan maka akan gagal panen. Dan petani rugi besar dan tidak bisa mananami lahan mereka akibat kehabisan modal," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Madura |