Maraknya Sumur Sibel Jadi Dilema Baru Pemkab Sragen

TIMESINDONESIA, SRAGEN – Maraknya keberadaan sumur sibel (artesis) yang dibor di areal persawahan kini menghadirkan dilema baru bagi Pemkab Sragen, Jawa Tengah. Munculnya sumur sibel di beberapa wilayah pertanian, dikhawatirkan bakal mematikan sumber-sumber air dan memicu krisis air di banyak wilayah Sragen.
Pemkab Sragen berencana menerapkan aturan dan pembatasan terkait pembuatan dan pemasangan sumur sibel.
Advertisement
“Jika tidak diatur atau dibuat aturan, maka jumlahnya semakin meluas. Maka akan membawa dampak semakin turunnya air tanah. Dan nggak menutup kemungkinan, harus ada izin terhadap pembuatan sumur dalam seperti itu. Supaya tidak terjadi eksploitasi terhadap air permukaan,” ujar Sekda Sragen, Tatag Prabawanto, Senin (8/7/2019).
Sekda menegaskan, masyarakat diharapkan harus patuh dengan aturan yang berlaku. Selama ini Pemkab Sragen juga terus berupaya menanggulangi masalah kekeringan.
Menurutnya, kehadiran sumur sibel memang sudah saatnya harus dievaluasi. Selama ini banyaknya sumur sibel sudah memicu penyusutan sumber air permukaan. Di beberapa wilayah yang biasanya berlimpah air, juga mulai mengalami penyusutan. Seperti di Tangkil, Sragen yang notabene dekat perkotaan, juga sudah mulai kekeringan dan meminta droping air bersih.
Terpisah, Direktur PDAM Sragen Supardi tak menampik, dengan kehadiran sumur sibel yang marak di sejumlah wilayah, menjadi ancaman baru bagi nasib ketersediaan air.
Supardi menyebut beberapa wilayah yang banyak sumur sibel pertanian seperti Tanon, Masaran, Ngrampal, Sidoharjo, Sambungmacan dan beberapa wilayah berbasis pertanian lainnya.
"Memang dilematis. Kalau sumur sibel dilarang, nanti dianggap tidak propetani. Tapi kalau dibiarkan makin banyak maka sumber air akan terus berkurang. Karena sumur sibel itu yang diambil sumber air permukaan. Lama kelamaan akan habis dan krisis air bisa makin meluas. Dampak panjangnya yang harus diantisipasi. Makanya perlu dicari solusi,” terang Supardi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |