Miris! Batik Jawa Timur Diproduksi Bangsa Lain
TIMESINDONESIA, MADIUN – Kerajinan batik asli Kabupaten Madiun jadi perhatian Ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Emil Dardak saat meninjau stand Pasar Rakyat Sepekan Ing Madiun (Sepasma), Kamis malam (18/7/2019).
Istri Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak tersebut miris dengan produk batik yang saat ini diproduksi massal di luar negeri dengan teknologi baru. Pun, proses pembuatan batik dengan digital printing ini menyemai kerajinan batik tangan asli Indonesia. "Yang bikin sakit hati pabriknya di Indonesia," kata Arumi.
Meski UNESCO telah menetapkan bahwa batik sebagai warisan budaya indonesia, lanjutnya, kita semua wajib menjaga dan melestarikannya.
"Provinsi sebagai fasilitator dan mediator, tidak bisa langsung menyentuh ke masyarakat. Jadi butuh teman dari kabupaten atau kota melakukan pendampingan, bimbingan dan pemberdayaa hingga ke bawah. Provinsi akan memfasilitasi pemasaran seluas luasnya," tegas mantan artis ibukota tersebut.
Menurutnya, batik warisan kearifan budaya merupakan sebuah kreativias kerajinan tangan dimana menggunakan bahan baku malam dengan melalui proses canting dan pewarnaan.
"Jadi teknologi printing bukan batik, motifnya aja batik tapi prosesnya tidak pembatikan. Kita harus membentengi," imbuhnya.
Sementara, Bupati Madiun Ahmad Dawami menyampaikan, dengan dinaikannya ADD 20 persen akan menyelaraskan visi misi Kabupaten Madiun Aman, Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak.
"Desa punya keputusan, kewenangan dan kuasa sendiri namun wajib sesuai linier dengan ke-4 hal visi misi ini. Meskipun seperti itu sangat diharapkan campur tangan Dekranasda Provinsi agar produk dan budaya kearifan lokal dapat diterima regional, nasional maupun provinsi," tambah Bupati Madiun Ahmad Dawami. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Madiun |