Peristiwa Daerah

UIN Sunan Kalijaga Sebarkan Islam Moderat Sesuai Pancasila

Kamis, 25 Juli 2019 - 18:06 | 119.82k
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Yudian Wahyudi (baju putih) dalam diskusi bertema Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum terhadap Aksi Radikalisme dan Terorisme, di DPRD DIY, Kamis (25/7/2019). (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Yudian Wahyudi (baju putih) dalam diskusi bertema Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum terhadap Aksi Radikalisme dan Terorisme, di DPRD DIY, Kamis (25/7/2019). (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sebagai perguruan tinggi agama, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memiliki tugas tambahan yaitu menyebarkan islam moderat. Yakni, ajaran islam yang mengakui kebhinnekaan, keberagaman, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa.

“Kami akan terus menggelorakan Pancasila di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk di lingkungan kampus kami. Tentu ini untuk menangkal aksi terorisme dan radikalisme di Indonesia,” kata Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Yudian Wahyudi dalam diskusi bertema Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum terhadap Aksi Radikalisme dan Terorisme, di DPRD DIY, Kamis (25/7/2019).

Advertisement

Yudian menambahkan, para mahasiswa perlu mendapatkan materi kuliah nilai-nilai kebhinnekaan, keberagaman, dan Pancasila. Sebab, tiga ilmu pengetahuan yang menjadi pondasi negara Indonesia tersebut sejalan dengan ajaran islam yang moderat.

“UIN Sunan Kalijaga dengan Pusat Studi dan Bela Negara mendukung sepenuhnya program sinau Pancasila kepada masyarakat.  Kalau untuk mahasiswa sejak awal kita kenalkan agama dan budaya moderat,  diperkenalkan hubungan Islam dengan Pancasila,” papar Yudian.

Yudian menyebutkan, sebenarnya agama bisa dijadikan penguat Pancasila. Sebab, ajaran agama islam sudah sesuai dengan Pancasila. Sehingga, perlu diajarkan di berbagai jenjang pendidikan formal.

“Program Sinau Pancasila bisa membentengi masyarakat dari paham terorisme dan radikalisme," jelasnya.

Apa yang dibutuhkan Indonesia ke depan agar bisa menjadi Pancasilais? Yudian mengingatkan, jangan sampai ada lagi gerakan keagamaan yang liar. Sebab, sudah ada konsensus bahwa seluruh elemen bangsa yang bhinneka harus sudah sepakat dengan Pancasila.

“Agama dan Pancasila jangan dibenturkan. Kita butuh mewujudkan sikap religius, dengan nuansa lokalitas penting diajarkan,” terang Yudian.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan, saat ini ada kebutuhan untuk menghadang terorisme dan radikalisme. Pemda DIY punya tanggung jawab melakukan pendidikan dan sosialisai kepada masyarakat tentang Pancasila. Melalui program sinau Pancasila  ke 78 kecamatan di DIY maka akan berjalan lagi di tahun 2020 dengan sasaran kelompok milenial sejumlah 7.800 orang.

“Kita  butuh banyak agen negara untuk sebarkan pemahaman Pancasila. Program Sinau Pancasila butuh dukungan termasuk metode yang pas untuk generasi milenial,. Kita akan libatkan UIN Sunan Kalijaga yang memiliki gagasan islam moderat untuk membantu rancang kurikulum, Pusat Studi Pancasila dari UGM dan berbagai perguruan tinggi lainnya,” kata politisi PDI Perjuangan ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES