Peristiwa Daerah

Success Story BRK, Amin Said Husni: Saya Ringkas Jadi ESPRESO

Senin, 29 Juli 2019 - 13:12 | 153.38k
Mantan Bupati Bondowoso Amin Said Husni menerima cenderamata sebagai narasumber di FGD Coca Week, Jember, Senin (29/7/2019). (foto: Dody Bayu Prasetyo/TIMES Indonesia)
Mantan Bupati Bondowoso Amin Said Husni menerima cenderamata sebagai narasumber di FGD Coca Week, Jember, Senin (29/7/2019). (foto: Dody Bayu Prasetyo/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Mantan Bupati Bondowoso yang juga Presiden BRK (Bondowoso Republik Kopi) Amin Said Husni berharap pemerintah daerah tetap memperhatikan pengembangan kopi arabika Bondowoso yang telah memiliki reputasi hingga mancanegara.

"Bondowoso telah masuk ke dalam peta kawasan penghasil kopi arabika terbaik di Indonesia," kata Amin saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Coca Week di kantor Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Indonesia, Jalan PB Sudirman, Jember, Jawa Timur, Senin (29/7/2019).

Advertisement

Amin menerangkan bahwa hal tersebut perlu dilakukan pemerintah untuk menjaga kualitas kopi arabika Bondowoso serta kesejahteraan petani kopi.

Mantan-Bupati-Bondowoso-Amin-Said-Husni-b.jpg

"Dulu petani kopi di Bondowoso hanya bertani untuk menyambung hidup. Setelah kami bina saat saya menjadi Bupati Bondowoso, mereka dapat menjadi petani yang naik haji," ujarnya disambut tepuk tangan para peserta FGD tersebut.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut juga menerangkan, kedigdayaan kopi arabika Bondowoso semakin mentereng dengan tercetusnya Bondowoso Republik Kopi (BRK) di masa kepemimpinannya.

"Success story BRK saya simpulkan dalam ESPRESO. Yakni, Environment, Social, Policy, Resources, Entrepreneurship, Synergy, dan Opportunity," ucap Amin yang didapuk sebagai Ketua IKA PMII Jawa Timur itu.

Dia mengatakan, pengembangan kopi di Bondowoso perlu didukung berbagai pihak. Termasuk pemerintah.

"Pemerintah perlu memiliki political will untuk pengembangan kopi Bondowoso karena kopi arabika Bondowoso memang terkenal kualitasnya," ujarnya.

Mantan-Bupati-Bondowoso-Amin-Said-Husni-c.jpg

Dia mencontohkan, di masa kepemimpinannya upaya pengembangan kopi arabika dilakukan dengan menetapkan kluster kopi arabika, yakni di Kawasan Ijen dan Raung.

Tidak hanya itu, Amin mengatakan bahwa saat menjadi Bupati Bondowoso dirinya sempat menggolkan Perda tentang perlindungan dan pengembangan kluster kopi arabika Bondowoso. Perda tersebut diklaim Amin sebagai satu-satunya Perda di Indonesia yang memproteksi petani kopi.

"Karena sebelum membahas Perda ini, anggota dewan harus melakukan studi banding ke daerah yang punya Perda serupa. Tapi nggak ketemu karena memang belum ada daerah yang membuat Perda ini. Akhirnya studi banding dilakukan di Puslit Koka," ungkapnya.

Amin juga menyampaikan gagasan, konsep BRK di Bondowoso dapat ditiru secara luas.

"Misalnya Jawa Timur Republik Kopi," gagasnya.

Selain diundang sebagai narasumber di Coca Week. Beberapa waktu lalu penggagas BRK Amin Said Husni juga berbagi pengalaman sekaligus berkunjung ke sentra kopi di Vietnam, tepatnya di Buon Ma Thout, Ibu Kota Provinsi Dahlak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES