Peristiwa Daerah

Tinggal di Gubuk Reot, Nenek Misnaya Hidup dari Belas Kasih Tetangga

Senin, 29 Juli 2019 - 14:02 | 187.60k
Nenek Misnaya (kiri), berada di gubuk dari anyaman bambu reot yang ia huni. (FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
Nenek Misnaya (kiri), berada di gubuk dari anyaman bambu reot yang ia huni. (FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Seorang nenek sebatang kara di Probolingo tinggal di gubuk reot dan butuh bantuan. Ia adalah Misnaya (63) warga Desa Jambangan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Hingga kini ia makan dari pemberian dari tetangganya.

Di usianya yang sudah senja dan tak mempunyai keturunan ini, janda Misnaya tinggal ditempat yang begitu memprihatinkan.  Gubuk yang dia tempati terbuat dari anyaman bambu berukuran 5x3 meter. Alas tidur juga sangat sederhana, dan terlihat kotor. Kondisi gubuknya dipenuhi lubang, baik dinding yang serba dari anyaman bambu, ia tutupi dengan kain untuk menghindari panasnya matahari. Begitupula kondisi gentengnya yang penuh lubang, sehingga tak luput dari derasnya air ketika musim hujan tiba. Gubuk yang beralaskan tanah itupun menjadi berlumpur.

Advertisement

Dengan menggunakan Bahasa Madura, ia menceritakan semasa kondisi kesehatannya masih stabil dua tahun lalu. Ia mengaku menjadi pemulung, dan mencari sisa-sisa padi di sawah tiap kali ada orang panen, Dari memulung, ia seorang diri bertahan hidup di dalam gubuk itu. Namun saat usianya menua dan tidak lagi kuat memulung sampah, Misnaya saat ini hanya tergantung dari belas kasih tetangga untuk makan sehari-hari.

Nenek-Misnaya-b.jpg

“Kalau hujan, hanya bisa melihat seluruh isi rumah tergenang dengan air, saya tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa meratap dan menangis. Tak bisa tidur karena kebocoran,” kata nenek Misnaya, dengan memakai Bahasa Madura, kepada wartawan, Senin (29/7/2019).

Dengan bercucuran air mata, ia menuturkan. Meskipun demikian ia masih tetap bersyukur karena sampai saat ini, ia masih diberikan kesembuhan paska dari sakit yang dideritanya selama berbulan-bulan. Ia mengaku berjuang dengan penyakitnya, dan akhirnya sembuh dengan sendirinya. Selama ini, ia tidak pernah ke rumah sakit, karena memang tidak ada uang dan tak ada seorangpun yang membawanya ke dokter dan rumah sakit.

“Untuk mendapatkan makanan sehari-hari, seperti nasi. Saya hanya bisa berharap dari belas kasihan tetangga sekitar, namun jika tidak ada tetangga yang memberikan nasi atau makanan,  saya hanya bisa menahan rasa lapar dengan cara mengganjalnya dengan batu yang saya ikat ke perut,” bebernya.

rumah-nenek-misnaya.jpg

Sampai saat ini, Misnaya, yang hidup sebatang kara ini belum pernah mendapat bantuan dana manapun dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Dirinya sangat berharap pihak pemerintah Desa mempedulikannya dalam kondisinya saat ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES