Peristiwa Daerah

Mengenalkan Filosofi Silaturahmi Lewat Festival Gethuk

Sabtu, 10 Agustus 2019 - 18:29 | 38.98k
Pengunjung Eathouse Caruban bisa mencicipi gethuk gratis dan menikmati kesenian karawitan selama festival. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
Pengunjung Eathouse Caruban bisa mencicipi gethuk gratis dan menikmati kesenian karawitan selama festival. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAGETAN – Menyajikan makanan tradisional adalah bagian menjaga warisan budaya. Setelah festival nasi tumpeng, Eathouse Gallery Budaya and Cafe menggelar festival gethuk. Pengunjung resto di Jalan Diponegoro 1, Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu bebas mencicipi gethuk gratis selama festival.

"Tidak hanya bahannya saja yang tradisional. Nama gethuk mengandung filosofi Jawa," ungkap Musa Hendri penggagas festival gethuk, Sabtu (10/8/2019).

Advertisement

Ada yang menyebut gethuk merupakan  akronim dari anget yen wis kepethuk (hangatnya pertemuan). Sehingga gethuk identik dengan silaturahmi, menjaga dan merekatkan tali persaudaraan. Jajanan tradisional tersebut merupakan suguhan yang selalu ada saat kumpul bersama.

Eathouse-Caruban-b.jpg

"Dari namanya saja sudah memunculkan kesan yang mendalam. Itulah hebatnya leluhur kita. Bahkan makanan pun mengandung filosofi," ujar owner Eathouse itu.

Selama festival sehari itu, sedikitnya 1.000 potong gethuk tersedia untuk pengunjung. Seniman karawitan Caruban juga tampil menemani pengunjung menikmati gethuk gratis pada sesi pagi. Sedangkan musik campursari hadir pada malam hari.

"Kalau gethuk masih sering makan. Tapi baru tahu kalau ada filosofinya," ungkap Sari Anggraeni salah seorang pengunjung.

Festival gethuk merupakan rangkaian acara budaya yang digelar Eathouse Gallery Budaya and Cafe, Caruban, Kabupaten Madiun. Sebelumnya sudah ada beberapa event yang digelar bekerjasama dengan TIMES Indonesia sebagai media partner. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Magetan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES