Soal Insiden Tendang Meja Kantor Desa Kedungrejo, Anggota LSM GMBI Mengaku Lupa

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Hadi, anggota LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI Banyuwangi), mengaku lupa atas insiden tendang meja kantor Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar.
“Sik tak iling-iling, aku iki rodok lali. Karena banyak sing aku urus iki. Banyak sing tak amuk (Sebentar saya ingat-ingat, saya agak lupa. Karena banyak yang saya urus, banyak yang pernah saya damprat),” katanya dengan nada santai, Selasa (27/8/2019).
Advertisement
Hadi adalah anggota LSM GMBI Banyuwangi, yang diduga pelaku aksi gebrak dan tendang meja kantor desa setempat.
Kepada TIMES Indonesia, dia bercerita bahwa kemarahannya adalah klimaks kekecewaan terhadap Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Kedungrejo, Imam. Tiga kali didatangi anggota LSM GMBI di kantor desa tidak pernah mau menemui.
Puncaknya pada Rabu, 21 Agustus 2019 lalu. Hadi menyebutkan, saat itu Sekdes Imam yang sedang tugas luar sempat dia telepon. Dan menjawab akan datang ke kantor desa 20 menit kemudian. Namun hingga jelang jam istirahat tak juga datang.
“Karena itu sudah masuk di penghujung waktu istirahat, masuklah kami ke kantor. Kemudian berselisih paham dengan perangkat desa yang lain. (Soal gebrak dan tendang meja), oh iya itu terjadi,” ungkap Hadi membenarkan adanya insiden.
“Itukan berawal dari pelayanan yang menurut kami amat sangat tidak diberikan kepada kami pada saat itu, akhirnya terjadilah seperti itu,” imbuhnya.
Anggota LSM GMBI Banyuwangi ini menegaskan bahwa apa yang dia lakukan adalah imbas buruknya pelayanan dari Sekdes Desa Kedungrejo. Tiga kali hendak ditemui, tapi tak sekalipun bisa menerima dengan baik.
Dijabarkan, pertama kali anggota LSM GMBI Banyuwangi, mencoba menemui Sekdes Imam, sekitar dua bulan lalu. Kala itu, Imam sedang sakit. Kedatangan kedua juga tidak bisa ditemui. Kejadian serupa juga dialami anggota LSM GMBI Banyuwangi, pada kedatangan ketiga.
Untuk kedatangan Hadi bersama tiga orang rekannya, semata-mata dalam rangka pendampingan perkara hak waris. Di mana lokasi objek berada di 4 desa, salah satunya di Desa Kedungrejo.
Selain mengakibatkan rusaknya meja kantor, dua staf perempuan Desa Kedungrejo, Anis dan Dini juga mengalami trauma. Maklum, kedua kaum hawa tersebut adalah terima tamu saat keempat anggota LSM GMBI Banyuwangi datang, marah hingga menggebrak serta menendang meja hingga rusak.
Pasca insiden tersebut, kini masyarakat Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, juga resah. Lantaran merasa harkat dan martabat tanah kelahirannya telah diinjak-injak oleh anggota LSM GMBI Banyuwangi.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Banyuwangi, AKP Panji Pratistha Wijaya, mengimbau pihak Pemerintah Desa Kedungrejo, untuk melapor. Dia juga menegaskan bahwa tidak perlu takut jika hendak melakukan pelaporan.
“Namun alangkah baiknya segala sesuatu dibicarakan dahulu secara kekeluargaan untuk mencari solusi terbaik, sebelum menempuh jalur hukum sebagai upaya terakhir,” pesan Kasat Reskrim.
Seperti diketahui, pada Rabu, 21 Agustus 2019, empat orang anggota LSM GMBI Banyuwangi, mendatangi kantor Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Mereka hendak menemui Sekretaris Desa (Sekdes) guna meminta peta kerawangan. Lantaran tak bisa bertemu, diduga mereka marah dan diluapkan dengan menggebrak dan menendang meja kantor pemerintahan tersebut sampai rusak. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Banyuwangi |