Festival Grebek 5000 Tape Ungkap Rahasia Cita Rasa Tape Tawaran

TIMESINDONESIA, TUBAN – Suasana berbeda di Desa Tawaran, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Ribuan warga ramai menghadiri Festival Grebek 5000 Tape, Minggu (1/09/2019). Acara bertepatan 1 Muharram 1441 Hijriyah itu akan dijadikan agenda tahunan untuk menarik pemesan tape tawaran.
Pengunjung tidak hanya di lingkungan desa, bahkan tampak penuh di jalan raya Kenduruan - Blora demi menonton festival grebek tape yang dikemas dengan gunungan dan diarak keliling jalan.
Advertisement
Gunungan tape dipangul secara bergantian oleh perangkat desa setempat, diiringi dayang-dayang dan tarian tradisional. Panitia juga membagikan tape secara gratis bagi pengguna jalan yang melintas.
"Acara menarik banget, saya juga dikasih tape sama mbak mbaknya, rasanya enak banget," kata Rabo (30), pengendara motor asal Kabupaten Blora, saat melintas di Jl Brora menuju Jatirogo.
Kepala Desa Tawaran, Mohammad Arief, menuturkan, festival gerebek 5000 ribu tape mulai dikenalkan baru setahun atau dua tahun lalu. Rencananya diawali tahun 2019 ini pihaknya akan memprioritaskan sebagai agendakan tahunan.
"Kita berharap grebek jajanan tape tahunan ini dapat bertahan. Karena, keahlian pembuatan tape sudah ada dan sebagai warisan leluhur desa sini. Selain itu, gerebek ini untuk kenalkan produk tape tawaran sebagai jajanan khas Tuban," katanya.
Ia menuturkan, sebagai keahlian khusus yang sudah turun menurun, terdapat 7 mitos unik dari jajanan tape desanya, yaitu soal cita rasa tape yang berbeda dengan tape dari daerah lain.
"Proses pembuatan unik bahan dasar beras ketan, ragi, tanpa pewarna, tanpa pengawet, dan dibungkus daun ploso. tentu cita rasa sekilas sederhana namun tidak bagi tape Banaran karena tidak dapat diungkapkan," ucapnya.
Selain bahan dasar sederhana, lanjut Afief, dalam mencuci tape harus menggunakan air sumber sendang yang diambilkan dari salah satu tujuh mata air (sendang) di wilayah Tawaran. Ketujuh sendang itu yakni Unggul, Duren, Nggolo, Jati, Gonto, Sabruk, dan Tawaran.
"Meski itu mitos. Namun, sampai saat ini para pengrajin tape menghormati tata cara dan dari cerita turun menurun leluhurnya. (para ahli pembuat tape desa dulu)," tuturnya.
Oleh sebab itu, tanpa pengawet jajanan tape khas tawaran ini hanya mampu bertahan tiga hingga empat hari untuk dapat langsung dinikmati atau dikonsumsi oleh lidah.
Bahan-bahannya alami, tentu punya kelemahan tidak bertahan seminggu apalagi sebulan. Sehingga, ini menjadi tantangan pemdes untuk mendatangkan ahli agar bagaimana industri rumahan tape disini menjadi produknya dapat bertahan lama (awet) sehingga mampu bersaing di pasar Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Tape tawaran menjadi industri rumahan bagi 16 kepala keluarga secara turun temurun yang kini sudah menjadi spesialis bagi kalangan warga tawaran. Salah satu perajin, Mak Ti (70) menyebutkan, dalam proses pembuatan jajanan tape tidak ada hal yang spesial atau istimewa.
"Kalau dapat pesanan tape. Baru dibuatkan. Bahannya dari beras ketan, ragi, dan daun ploso," kata, Mak Ti, warga Desa Tawaran, Tuban, di sela-sela mengikuti Festival Grebek 5000 Tape. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Tuban |