Gebyar Satu Suro Gunung Kawi, Bakar Sang Kala Simbol Angkara Murka

TIMESINDONESIA, MALANG – Gebyar Satu Suro di Gunung Kawi, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang diperingati dengan membakar Sang Kala yang dipercaya adalah simbol dari sifat angkara murka dan marabahaya oleh warga setempat.
Acara yang digelar pada Minggu (1/9/2019) siang tersebut diawali dengan karnaval keliling Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari sebuah kawasan wisata religi paling besar di Kabupaten Malang.
Advertisement
Sebelum pembakaran Sang Kala dijelaskan terlebih dahulu bahwa Sang Kala atau Bhatara Kala dalam ajaran agama Hindu, adalah putera Dewa Siwa yang bertindak sebagai penguasa waktu (kata kala berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya waktu).
Dewa Kala sering disimbolkan sebagai raksasa yang berwajah menyeramkan, hampir tidak menyerupai seorang Dewa.
Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa siapa pun tidak dapat melawan hukum karma. Apabila sudah waktunya seseorang meninggalkan dunia fana, maka pada saat itu pula Kala akan datang menjemputnya.
Jika ada yang bersikeras ingin hidup lama dengan kemauan sendiri, maka ia akan dibinasakan oleh Kala. Maka dari itu, wajah Kala sangat menakutkan, bersifat memaksa semua orang.
Kala selain berarti waktu juga berarti hitam, bentuk feminimnya adalah Kali. Dalam satuan waktu tradisional Hindu, satu kala adalah 144 detik.
Sebagai puncak Gebyar Satu Suro, pembakaran Sang Kala di amphitheatre Gunung Kawi, tepatnya sebelum lokasi makam Eyang Djoego.
Selain Sang Kala, beragam bentuk ogoh-ogoh dibawa oleh masing-masing kontingen yang diwakili oleh RW di Desa Wonosari yang mengikuti karnaval. Mulai dari bentuk buto, naga, kerbau, macan, dan lain sebagainya. Rata-rata, ogoh-ogoh tersebut memiliki tinggi hingga 3 meter.
Di Gebyar Satu Suro ini, Sang Kala dan ogoh-ogoh diarak keliling desa sebelum akhirnya kemudian berkumpul di amphitheatre, Gunung Kawi untuk menampilkan tarian di depan ribuan warga yang sudah memadati tribun. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Malang |