B2P2TOOT Tawangmangu Luncurkan 11 Ramuan Jamu Saintifik

TIMESINDONESIA, KARANGANYAR – Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah meluncurkan 11 ramuan jamu saintifik. Peluncuran dilakukan pada acara Diseminasi Hasil Litbang Saintifikasi Jamu dan Sosialisasi Percepatan Fitofarmaka di Semarang.
Adapun 11 hasil temuan tersebut adalah ramuan asam urat, ramuan tekanan darah tinggi, ramuan wasir, ramuan radang sendi, ramuan kolesterol tinggi, ramuan gangguan fungsi hati, ramuan gangguan lambung/maag, ramuan batu saluran kencing, ramuan diabetes melitus, ramuan obesitas dan ramuan kebugaran.
Advertisement
Kasi SDMK Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Rahma Nurhayati mengapresiasi B2P2TOOT yang kiprahnya patut disyukuri. Keberadaannya di Tawangmangu dan hasil penelitian jamunya sangat bermanfaat untuk masyarakat.
"Kita membahas jamu. Di mana jamu itu adalah suatu budaya dari masyarakat Indonesia yang kita patut syukuri. Dan yang harus kita cermati bagaimana jamu ini bisa aman. Khasiatnya teruji secara ilmiah. Dan hasil penelitian itu tidak ada gunanya apabila hanya dijadikan dokumentasi saja. Dan B2P2TOOT akan merealisasikan hasil penelitian tersebut," papar Rahma.
Jawa Tengah, sambung Rahma, memiliki potensi besar untuk saintifikasi jamu. Pertama, Jawa Tengah memiliki sumber tanaman obat cukup besar yang bisa dikembangkan. Kedua, memiliki perguruan tinggi farmasi dan kedokteran yang sangat banyak, baik negeri maupun swasta yang di dalamnya memiliki prodi (program studi) jamu. Ketiga, memiliki industri obat tradisional yang sangat banyak.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Siswanto menyatakan, sebenarnya dari bahan tanaman obat tidak hanya dapat dikembangkan secara tradisional, tetapi dapat juga diseleksi bahan aktifnya.
Dalam mengembangkan produk kesehatan itu, kata dia, seharusnya didampingi oleh industri yang memiliki sistem CPOTB. Sehingga saintifikasi jamu ini dapat sesuai target pasar. Karena saat ini banyak penyakit degeneratif, sehingga masyarakat mencari obat tersebut.
Ia menyampaikan bahwa produk jamu saintifikasi Tawangmangu memiliki dua jalur dan sudah melalui uji klinik. Ia menyarankan agar Dinas Kesehatan turut mensosialisasikan kepada para kader-kader PKK atau ibu rumah tangga untuk menjadi komunitas jamu. Selain itu harus dikembangkan menjadi fitofarmaka.
"Untuk itu harus menggandeng industri, karena yang berhak untuk registrasi produk itu hanya industri," ucap Siswanto.
Sebagai informasi, acara diseminasi hasil litbang saintifikasi jamu ini dirancang untuk menjadi media yang efektif dalam penyampaian hasil kepada industri yang meliputi Industri Obat Tradisional (IOT), Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA), Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), GP. jamu dan GP Farmasi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |