Djoko Slameto Satu-Satunya Perajin Batik Pria di Kota Madiun

TIMESINDONESIA, MADIUN – Djoko Slameto warga Jalan Sabdopalon No 19 Kelurahan Winongo, Kota Madiun menjadi perajin batik sejak 29 tahun lalu. Ia mengaku tertarik pada batik karena keindahan coraknya. Selain itu sebagai pembuktian jika pria juga mampu menghasilkan karya batik yang indah.
"Mencanting atau membatik tidak hanya dilakukan perempua. Tapi siapapun bisa jika memiliki tekat dan kemauan yang kuat," ujarnya, Rabu (2/10/2019).
Advertisement
Awal membatik dimulai dari keluarganya di Bali dan Solo yang mencintai seni lukis. Bermula dari itulah, pria yang menekuni batik mulai tahun 1990 mulai mengembangkan usaha batik di Kota Madiun.
Menurut Djoko, dia merupakan satu-satunya pembatik pria di Kota Madiun. Dia pernah bercita-cita membuat kampung batik di kelurahannya, namun terkendala modal. Besar keinginannya batik Madiun dikenal masyarakat luas.
"Batik itu nggak sekaligus bisa berkembang. Butuh proses. Yang paling utama harus akur dulu antarpembatik. Kalau bisa akur nanti akan berkembang," jelasnya.
Djoko menuturkan, sementara ini dia baru melayani permintaan masyarakat sekitar, instansi swasta maupun sejumlah dinas di lingkup Pemkot Madiun. Paling banyak pesanannya adalah batik canting. Proses pembuatan cukup rumit tergantung pola yang dipesan.
"Orang membatik itu butuh telaten. Termasuk kendala yang sering dihadapi biasanya dalam pemasaran," jelasnya.
Uniknya, jika biasanya pengerjaan batik menggunakan pola lain halnya dengan Djoko. Ide motif langsung dituangkan ke lembaran kain. kedalam lembaran kain putih yang dibentangkan. Persis seperti orang melukis di atas kanvas.
Menurut Djoko, motif khas di Kota Madiun adalah motif pecelan. Yaitu aneka sayur-sayuran seperti kacang panjang, kacang tanah, kangkung dan cabai. Selain itu ada juga motif ikon Madiun Karismatik serta kota sejuta bunga.
Sebagai perajin, pada momen Hari Batik Nasional pada 2 Oktober, Djoko berharap pemerintah bisa memfasilitasi kreativitas para pembatik agar tetap eksis sebagai warisan budaya. Kepada generasi muda, dia juga mengingatkan agar selalu mencintai batik karena merupakan produk dalam negeri.
"Batik sudah diakui dunia sebagai warisan budaya. Pesan saya di momentum ini generasi muda juga harus mencintai batik dan ikut melestarikannya," kata Djoko Slameto satu-satunya perajin batik pria di Kota Madiun.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Madiun |