Desa Upang Ceria, Menyimpan Jejak Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

TIMESINDONESIA, PALEMBANG – Desa Upang Ceria di Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan terkenal sebagai daerah memiliki sejarah tinggi masa lampau. Ini karena di wilayah tersebut banyak ditemukan benda-benda antik kuno yang diduga sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Benda - benda kuno itu berupa mangkuk, keramik dan lainnya. Bahkan juga ditemukan miniatur burung garuda.
Advertisement
Menurut Kepala Desa Upang Ceria Abdul Hamid, belum ada penelitian lebih lanjut soal banyaknya penemuan benda-benda antik ini.
Wilayah upang sendiri tercatat dalam sejarah terutama dalam prasasti Kedukan Bukit yang menceritakan pendirian kerajaan Sriwijaya.
Abdul Hamid menjelaskan, menurut kisah sesepuh tentang sejarah Upang, dahulu ada 4 kelompok yang mendiami tempat-tempat yang berada di Kuala Musi.
Tempat-tempat yang didiami oleh kelompok kelompok tersebut yakni Rimbah Nyebur Teluk Jatah atau disebut juga Dusun Depati (keturunan Malaysia). Sekarang wilayah ini masuk wilayah desa Sebubus Kecamatan Air Kumbang.
Kemudian, Penggalan Buluh/Pangkalan Buluh Selat Ajaran atau disebut juga Dusun Pangkalan Buluh, sekarang masuk wilayah Desa Upang Jaya, Muara Telang.
Selanjutnya, Lebar Daun atau disebut juga Dusun Lebar Daun sebagai pusat Pemerintahan. Sekarang masuk wilayah Desa Upang Ceria & Desa Upang Karya, Muara Telang.
"Terakhir Mentok/Peratapan/Perasepan atau disebut juga Dusun Mentok, Sekarang masuk wilayah Desa Muara Baru, Desa Upang Makmur dab Desa Upang Mulya, Makarti Jaya," katanya.
Namun setelah cerita tragedi kegagalan seorang Lanun yang mengaku Sultan Johor meminang Putri Kembang Dadar, seluruh kelompok penduduk yang bermukim di tempat tersebut semuanya berpindah membuat kampung baru.
"Kampung 1 dihuni oleh warga Depati. Kampung 2 dihuni oleh warga Pangkalan Buluh. Kampung 3 dihuni oleh warga Lebar Daun. Kampung 4 dihuni oleh warga Mentok," terangnya.
Meski berada dalam 1 marga yaitu marga Upang. Penghuni antar kampung ini memiliki logat bahasa yang berbeda.
"Terlebih Kampung 4 dari Dusun Mentok logat bahasanya mirip logat bahasa Malaysia," ujarnya.
Saat ini Kampung 1 dan Kampung 2 masuk wilayah Desa Upang (Desa Induk) Kecanatan Air Salek.
"Sedangkan Kampung 3 dan Kampung 4 masuk wilayah Desa Upang marga Kecamatan Air Salek,"kata Abdul Hamid. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : Palembang TIMES |