
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wajah Syahrial Alamsyah atau Abu Rara, penusuk Menko Polhukam Wiranto tampak lelah. Matanya terpejam. Kepalanya terkulai. Dua tangannya ditelikung ke belakang. Terhalang badannya yang bersandar ke tembok. Ia duduk berselonjor, mengenakan kemeja warna gelap dan bercelana model komprang warna putih. Kedua kakinya diborgol.
Di sampingnya, seorang polisi memegang bahunya. Abu Rara, duduk berselonjor di lantai keramik warna putih yang tampak berdebu. Di sampingnya tak jauh dari kakinya tergeletak seutas kabel warna hitam. Entah kabel apa. Begitulah pemandangan dari foto-foto yang beredar di media sosial dan di media online.
Advertisement
Nama Abu Rara mendadak terkenal. Diberitakan di mana-mana. Ia disebut sebagai pelaku penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, seorang menteri senior di kabinet Jokowi-Jusuf Kalla.
Seperti diketahui, Kamis siang (9/10/2019) warganet digegerkan dengan beredarnya video yang diberi narasi penusukan terhadap Wiranto. Tidak lama setelah itu, berbagai media online berlomba-lomba mengulas peristiwa penusukan Wiranto.
Menurut informasi yang berhasil TIMES Indonesia himpun, ketika itu Wiranto baru saja menghadiri kuliah umum di Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten. Kampus ini terletak di Jalan Raya Labuan KM 23 Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Pandeglang, Banten.
Pagi hari Wiranto dan rombongan tiba di kampus tersebut. Ketika tiba, sudah ada Kapolda Banten, Irjen Tomsi Tohir, Wakapolda Banten, Brigjen Pol Tonex Kurniawan, Danrem 064/MY, Kolonel Infanteri Widiyanto, Dandenpom III/4, Mayor CPM Rukwan Hadi, Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutriyanto Amstono, Dandim 0601/Pandeglang, Letkol Inf Denny Juwon, Bupati Pandeglang Irna Narulita, serta tokoh di Pandeglang.
Selesai hadir di acara kuliah umum, dan meresmikan gedung perkuliahan universitas, Wiranto dan rombongan langsung beringsut ke alun-alun Kecamatan Menes gunakan mobil. Rencananya Wiranto hendak pergi gunakan helikopter yang sudah terparkir di alun-alun.
Tiba di gerbang alun-alun, mobil warna hitam yang ditumpangi Wiranto berhenti. Ajudan Wiranto yang memakai kemeja putih keluar duluan, lalu membuka pintu. Ajudan lainnya juga keluar. Seperti nampak di video yang ramai beredar di media sosial, ketika Wiranto baru keluar dari mobil, dan hendak menyambut uluran tangan dari Kapolsek Menes, dari belakang mobil tiba -tiba Abu Rara datang menghampiri. Dan, penusukan pun terjadi.
Wiranto jatuh tersungkur. Satu ajudannya, seperti nampak dalam video, berusaha mencegah aksi Abu Rara. Selanjutnya Abu Rara diringkus. Ikut diringkus, sang istri, Fitri Adriana. Wiranto sendiri langsung dilarikan ke klinik Menes Medical Center karena terluka di bagian perut depan. Dari klinik sang menteri senior Jokowi lantas dibawa ke RSUD Pandeglang untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Baru setelah itu, menggunakan helikopter, Wiranto diterbangkan ke Jakarta. Kini, Wiranto dirawat di RSPAD Gatot Soebroto. Sejumlah koleganya langsung menengok. Kapolri juga telah datang ke rumah sakit. Baru kemudian setelah itu, Presiden Jokowi datang menyambangi RSPAD. Setelah Jokowi, giliran Wakil Presiden Jusuf Kalla yang membesuk.
Siapa Syahrial Alamsyah atau Abu Rara, si penusuk Menkopolhukam? Informasi tentangnya sedikit demi sedikit dibeberkan pihak kepolisian. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, Syahrial atau Abu Rara pelaku penusukan diduga adalah orang yang terpapar pengaruh ISIS.
Menurut Dedi, Abu Rara diduga bagian dari jaringan JAD. "Ya kalau misalnya terpapar radikal ya pelaku pasti menyerang pejabat publik, utamanya aparat kepolisian yang dianggap thagut," kata Dedi.
Nama Jamaah Ansharut Daulah (JAD), organisasi radikal bentukan Aman Abdurahman pun disebut. Kata Dedi, kaitan Abu Rara dengan JAD tengah didalami polisi. Kini, Densus sudah ikut turun tangan menyelidiki itu.
Informasi tambahan tentang Abu Rara datang dari keterangan Kapolres Pelabuhan Belawan Medan AKBP Ikhwan Lubis. Kata Ikhwan, Abu Rara sempat tinggal di Medan. Tapi sejak tahun 2016, Abu Rara sudah meninggal Medan.
Menurut Ikhwan, begitu Abu Rara ditangkap, ia dan jajarannya langsung bergerak mengumpulkan informasi. Rumah kakak ipar Abu Rara di Tanjung Mulia Hilir salah satu yang didatangi polisi. Dari situ didapat informasi jika Abu Rara sudah lama pergi dari Medan.
Dikutip dari Detik.com, Kepala Lingkungan V di Tanjung Mulia Hilir, Medan, Rizaldi mengungkapkan, menurut keterangan kakak iparnya, Abu Rara pergi tanpa memberitahu akan pergi kemana. Masih kata Rizaldi, Abu Rara sebenarnya punya rumah di sana. Tapi tak ada lagi, karena kena gusuran proyek jalan tol.
Masih menurut Rizaldi, Abu Rara sempat tinggal di Jalan Alfaka VI Tanjung Mulia Hilir, Medan Deli, Kota Medan. Kata Rizaldi, Abu Rara sempat menikah dua kali. Tapi semua pernikahannya berakhir dengan perceraian. Sejak tahun 2016, sepengetahuannya, Abu Rara tak lagi tinggal di situ.
Mengutip Kompas.com, Abu Rara, rupanya mengontrak rumah tak jauh dari lokasi penusukan. Ketua RT setempat, Mulyadi seperti dikutip Kompas.com, Abu Rara ngontrak sebuah rumah sejak Februari 2019. Awalnya, Abu Rara datang mengontrak rumah ditemani seorang perempuan berumur 13 tahun yang diaku sebagai anaknya.
Kepada pemilik kontrakan dan Ketua RT setempat, Abu Rara mengaku berprofesi sebagai pedagang online. Macam-macam barang yang dijualnya mulai madu, pakaian dan pulsa. Tidak lama, sekitar bulan Abu Rara sempat pamitan ke pemilik kontrakan akan pergi ke Bogor. Katanya, akan menikah.
Tidak lama, setelah itu, Abu Rara datang lagi bersama perempuan berumur 20 tahunan yang disebut sebagai istri barunya. Sebagai ketua RT, Mulyadi mengaku tak menaruh curiga.
Informasi tambahan, istrinya, Fitri Adriana yang juga ikut diringkus, berasal dari Desa Sitanggal, Brebes. Menurut berita yang dimuat di Detik.com, mengutip keterangan seorang kerabatnya, Fitri, istri Abu Rara sudah meninggalkan Desa Sitanggal sejak tahun 2016. Kerabatnya hanya tahu, Fitri merantau ke Jakarta jadi baby sitter.
Fitri, kata kerabatnya, sejak merantau baru pulang satu kali, saat lebaran. Ia sendiri kaget, begitu tahu Fitri ditangkap karena terlihat penusukan Wiranto. Makin kaget, setelah polisi menyebut Fitri dan suaminya, ikut ISIS. Karena sepengetahuannya, tidak ada perilaku aneh yang ditunjukan Fitri selama ini. Termasuk ketika pulang saat lebaran. Hanya saja memang, Fitri itu orangnya pendiam.
Menurut keterangan Brigjen Dedi, Abu Rara bisa mendekati Wiranto karena berpura-pura ingin ikut salaman. Ketika itu memang banyak warga yang ingin bersalaman dan minta foto dengan Wiranto. Karena disangka warga yang hendak salaman, Abu Rara pun bisa mendekati Wiranto, hingga melakukan aksinya menusuk mantan Panglima TNI tersebut.
Soal keterlibatan Abu Rara dengan ISIS dan JAD, dikuatkan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal Budi Gunawan. Menurut Budi, usai menengok Wiranto di RSPAD, Abu Rara terdeteksi jadi anggota JAD bentukan Aman Abdurahman. Abu Rara, masuk kelompok JAD Bekasi. " Dari dua pelaku ini, kita sudah mengidentifikasi bahwa pelaku adalah kelompok JAD Bekasi," kata Budi.
Menurut Budi, Abu Rara dan kelompoknya memang sudah masuk radar intelijen dan Densus 88. Apalagi, setelah Densus 88, menangkapi beberapa anggota kelompok itu di Bekasi. " Sudah pasti dari kelompok JAD, khususnya jaringan JAD Bekasi. Kita pantau khusus pelaku ini," kata Budi.
Sementara itu Presiden Jokowi, dalam keterangan persnya usai menengok Wiranto di RSPAD mengatakan, jika pelaku penusukan adalah bagian dari kelompok teroris. "Tadi hanya beberapa menit setelah kejadian penusukan dengan pisau oleh teroris kepada Menko Polhukam Bapak Wiranto saya langsung mendapat laporannya," katanya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Jakarta |