Peristiwa Daerah

Pasar Wit - Witan Banyuwangi, Replika Perdagangan Suku Using Tempo Dulu

Rabu, 30 Oktober 2019 - 20:57 | 208.03k
Banyuwangi Tradisional Market Festival di Pasar Wit-Witan Singojuruh (Foto : Roghib Mabrur/Times Indonesia)
Banyuwangi Tradisional Market Festival di Pasar Wit-Witan Singojuruh (Foto : Roghib Mabrur/Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Gempuran pasar modern kian terasa di beberapa daerah, namun tidak untuk Banyuwangi, lantaran Pemkab Banyuwangi terus berinovasi agar pasar tradisional semakin diminati dan kebudayaan tawar-menawar tetap lestari. Salah satunya dengan menggelar Banyuwangi Tradisional Market Festival di Pasar Wit-Witan Singojuruh yang berkonsep perdagangan suku Using tempo dulu.

Salah satu faktor yang mendasari masyarakat sejahtera terletak pada lapisan yang paling bawah yakni eksistensi transaksi perdagangan di pasar tradisional, hal ini membuat pemerintah Banyuwangi konsisten mempertahankan dan mengembangkan pasar tradisional.

Advertisement

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengimbau kepada masyarakat agar menjaga warisan tawar-menawar di pasar tradisional tersebut. "Nah pasar rakyat ini bukan soal transaksi di pasar saja tetapi transaksi budaya, karena budaya silahturahmi yang muncul menjadi kekuatan perekonomian masyarakat," kata Anas, Rabu (30/10/2019).

Pasar-Wit---Witan-Banyuwangi.jpg

Anas menambahkan Tradisional Market Festival 2019 ini sengaja dilakukan untuk menumbuhkan semangat kepedulian kebersihan dan kelestarian warisan transaksi budaya di pasar tradisional, karena pasar tradisional dinilai menjadi representasi wajah daerah.

“Banyak nilai baik yang terkandung. Pasar tradisional memungkinkan ada tegur sapa pedagang dan pembeli, sehingga ada keakraban. Beda dengan pasar moderen yang interaksinya kaku. Ada budaya silaturahim di pasar tradisional,” kata Anas.

Dalam festival pasar tradisional, belasan pasar tradisional yang ada di Banyuwangi berkompetisi menjadi pasar yang paling nyaman untuk berbelanja. Pasar tradisional yang ada di kecamatan dinilai oleh tim juri independen. Mulai dari sisi kebersihan, pengelolaan sampah, hingga sarana dan fasilitas yang disediakan pasar tersebut.

Bupati-ANas-a.jpg

“Inilah salah satu alasan kami menggelar event ini. Kami ingin mengubah kesan, menjadikan pasar tampil bersih sehingga nyaman sebagai tempat transaksi belanja. Apalagi kini sudah mulai banyak wisatawan yang menjadikan pasar sebagai bagian dari city tour. Tentunya, ini memaksa pasar harus membenahi tempatnya,” kata Anas.

Juara pertama dalam lomba antarpasar di ajang Festival Pasar Tradisional ini adalah Pasar Blambangan dengan hadiah sapi, juara kedua Pasar Banyuwangi dengan hadiah tiga ekor kambing, dan juara ketiga Pasar Genteng yang mendapat hadiah dua ekor kambing.

“Sapi dan kambingnya bisa disembelih, dimakan bareng-bareng, sehingga makin menambah keguyuban antarpedagang, makin kompak ke depan untuk sama-sama berbenah. Sekaligus sapi dan kambingnya bisa dinikmati dalam tasyakuran sederhana, agar rezeki terus mengalir ke pasar tradisional,” ujarnya.

Salah satu pedagang stand sego geseng milik Ibu Tin asal Wijenan, Singolatren mengungkapkan bahwa semenjak ia berjualan di pasar Wit-witan ini jualannya meningkat drastis.

"Alhamdulillah semenjak jualan di sini meningkat terus, yang biasanya kalau di warung rumah habis 7 ekor entok, kalau jualan di sini bisa sampek 25 ekor sekali jualan," ungkap Tin sambil melayani para pembeli.

Bupati-ANas-b.jpg

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi Sih Iswahyudi mengungkapkan bahwa keberadaan pasar tradisional milik pemda berjumlah 21 pasar, dengan 13 pasar tradisional yang ikut perlombaan.

"Kegiatan ini mengangkat tema besar yakni gerakan pasar bersih dan pasar ini akan terus dilakukan, bukan hanya saat lomba saja," kata Sih.

Selain itu, Sih menyatakan bahwa kegiatan ini juga diluncurkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pasar yang tujuannya untuk menata manajemen pedagang pasar. Bekerja sama dengan Bank Jatim, lewat sistem tersebut, data pedagang dan retribusinya bisa terpantau dengan baik secara real time.

"Sim Pasar ini, untuk memastikan bahwa yang dibayarkan para pedagang itu pasti masuk ke kas daerah, lalu kita link-kan SIKD (Sistem Informasi Keuangan Daerah) Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD). Jadi masyarakat bisa lebih mudah memantau melalui handphone pintarnya," kata Kadis Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES