Peristiwa Daerah

Doa Tujuh Agama untuk Bangsa Indonesia

Rabu, 30 Oktober 2019 - 23:15 | 222.53k
Doa lintas agama oleh FKAUB di Gelar Budaya Nusantara bertajuk Membingkai Kebhinekaan, Merayakan Keberagaman di Gereja Paroki Maria Diangkat Ke Surga. Rabu, 30/10/2019. (FOTO: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Doa lintas agama oleh FKAUB di Gelar Budaya Nusantara bertajuk Membingkai Kebhinekaan, Merayakan Keberagaman di Gereja Paroki Maria Diangkat Ke Surga. Rabu, 30/10/2019. (FOTO: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) mempersembahkan gelaran budaya Nusantara bertajuk  Membingkai Kebhinnekaan Merayakan Keberagaman dengan iringan doa dari tujuh agama untuk bangsa Indonesia, Rabu (30/10/2019), di Gereja Paroki Maria Diangkat Ke Surga.

Iringan doa dari lintas agama di buka dengan pembacaan sumpah pemuda dari berbagai elemen masyarakat dengan latar belakang agama, suku maupun ras yang berbeda. 

Advertisement

Doa-Tujuh-Agama-2.jpg

Doa lintas agama ini di sampaikan oleh pemuka agama Hindu oleh I Gusti Ngurah Santha, agama Budha oleh Lian Hua Melfin, Katolik oleh Romo Eko Admono, Kunghuchu oleh Bunshu Anton Triono, Penghayat Kepercayaan oleh Romo Yudho Asmoro, Protestan oleh Pendeta Andrea Chrystya dan Islam oleh M Fahaza. 

Tidak hanya berdoa untuk keutuhan NKRI dengan segala keberagamannya namun doa lintas agama kali ini juga mengharapkan masyarakat Indonesia lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa serta doa untuk pemimpin terpilih seperti doa yang disampaikan oleh Romo Eko. 

"Teruntuk pemimpin yang telah terpilih agar  menyadari tugas dan tanggung jawabnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat," doanya.

Doa-Tujuh-Agama-3.jpg

Perwakilan dari Gereja Paroki Maria Diangkat Ke Surga, Romo Eko juga menyampaikan dalam doanya untuk pemimpin yang terpilih melaksanakan tugasnya dengan tidak hanya memikirkan kepentingan kelompok dan golongannya sendiri yang bisa merugikan masyarakat. 

Sebelumnya, tari-tarian nusantara di sajikan dengan kolaborasi satu sama lain. Seperti pemain sape' dari Kalimantan yang dikolaborasikan dengan tari sufi dari Gubuk Sufi.

Acara doa tujuh agama untuk bangsa Indonesia ini berlangsung khidmat dan penuh toleransi satu sama lain meskipun dalam perbedaan mereka mampu berbaur dengan baik. Itulah Indahnya perbedaan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES