
TIMESINDONESIA, MALANG – Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) mempersembahkan gelaran budaya Nusantara bertajuk Membingkai Kebhinnekaan Merayakan Keberagaman dengan iringan doa dari tujuh agama untuk bangsa Indonesia, Rabu (30/10/2019), di Gereja Paroki Maria Diangkat Ke Surga.
Iringan doa dari lintas agama di buka dengan pembacaan sumpah pemuda dari berbagai elemen masyarakat dengan latar belakang agama, suku maupun ras yang berbeda.
Advertisement
Doa lintas agama ini di sampaikan oleh pemuka agama Hindu oleh I Gusti Ngurah Santha, agama Budha oleh Lian Hua Melfin, Katolik oleh Romo Eko Admono, Kunghuchu oleh Bunshu Anton Triono, Penghayat Kepercayaan oleh Romo Yudho Asmoro, Protestan oleh Pendeta Andrea Chrystya dan Islam oleh M Fahaza.
Tidak hanya berdoa untuk keutuhan NKRI dengan segala keberagamannya namun doa lintas agama kali ini juga mengharapkan masyarakat Indonesia lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa serta doa untuk pemimpin terpilih seperti doa yang disampaikan oleh Romo Eko.
"Teruntuk pemimpin yang telah terpilih agar menyadari tugas dan tanggung jawabnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat," doanya.
Perwakilan dari Gereja Paroki Maria Diangkat Ke Surga, Romo Eko juga menyampaikan dalam doanya untuk pemimpin yang terpilih melaksanakan tugasnya dengan tidak hanya memikirkan kepentingan kelompok dan golongannya sendiri yang bisa merugikan masyarakat.
Sebelumnya, tari-tarian nusantara di sajikan dengan kolaborasi satu sama lain. Seperti pemain sape' dari Kalimantan yang dikolaborasikan dengan tari sufi dari Gubuk Sufi.
Acara doa tujuh agama untuk bangsa Indonesia ini berlangsung khidmat dan penuh toleransi satu sama lain meskipun dalam perbedaan mereka mampu berbaur dengan baik. Itulah Indahnya perbedaan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Malang |