Kisah Keluarga Muslim Penjaga Kunci Gereja Yesus The Holy Sepulchre Yerusalem

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gereja The Holy Spulchre di Kota Tua Yerusalem, dipercaya sebagai tempat Yesus disalib, dimakamkan, dan mengalami kebangkitan.
Juru kunci situs ini adalah Klan Nuseibeh. Merupakan dinasti Muslim tertua di Yerusalem. Keluarga Nuseibeh memiliki sejarah panjang dan ikatan erat dengan Tanah Suci Yerusalem sejak zaman nenek moyang pertama mereka tiba pada abad ke-7.
Advertisement
Keluarga Nuseibeh al-Khazraj telah menjadi penjaga kunci sejak penaklukan Arab-Islam atas Yerusalem 1400 tahun yang lalu di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Dilansir dari CNS News, Wajeeh Nuseibeh mengambil alih posisi ayahnya, Yakub, ketika dia meninggal pada tahun 1986.
Ayahnya telah memegang posisi itu sejak 1967, ketika dia menggantikan sepupunya. Sebagai seorang anak, Nuseibeh biasa mengunjungi gereja bersama mendiang ayahnya tersebut.
Nuseibeh tiba pada jam 9 pagi dan menghabiskan sebagian besar waktunya di dekat pintu masuk gereja.
Di tempat seperti Gereja Makam Suci, tempat perjanjian Status Quo 1885 dijaga oleh semua kelompok Kristen di gereja, tanggung jawab tersebut bukanlah masalah kecil dan tradisi berabad-abad ini dianggap sangat serius. "Jika dia tidak membuka pintu, itu akan tetap tertutup," kata mendiang Pastor Dominika Jerome Murphy-O'Connor, seorang profesor Perjanjian Baru di L'Ecole Biblique.
Catatan dan manuskrip kuno yang disimpan oleh berbagai denominasi Kristen di biara, mencatat hubungan keluarga Nuseibeh dan para leluhur mereka dari Bani Ghanim al-Khazraj hingga Makam Suci.
Di Yerussalem, enam golongan Kristen berbagi di tempat Gereja Makam Yesus ini. Mereka adalah Ortodoks Yunani, Ortodoks Armenia, Katholik, Ortodoks Siria, Ortodoks Koptik Aleksandria-Mesir, dan Ortodoks Ethiopia Tewahedo.
Katholik Roma, Yunani, dan Armenia -memegang 70 persen kepemilikan gereja. Keenam golongan Kristen yang berbagi gereja ini sulit menyepakati banyak masalah praktis. Bahkan, untuk urusan pembersihan gereja pun mereka bertengkar.
Ada kekhawatiran jika salah satu dari mereka memegang kunci, maka pertikaian akan semakin memuncak. Maka, kekhawatiran itulah yang sangat dipercaya sebagai alasan sehingga kunci diserahkan kepada keluarga Muslim.
Nusseibeh adalah keluarga Muslim Yerusalem kuno, secara turun-temurun memegang kunci Gereja Makam Suci ini.
Dua jam setelah matahari terbenam, mereka mengunci gereja dan membukanya sebelum fajar, setiap hari. Ini tradisi sejak zaman nenek moyang mereka selama ratusan tahun. Keluarga Nusseibeh tinggal di luar Kota Tua.
Wajeeh Nusseibeh adalah penjaga pintu saat ini. Konon, keluarganya telah melakukan tugas ini lebih dari 1300 tahun. Meskipun ada satu celah selama 88 tahun, ketika Tentara Salib Kristen memerintah Yerusalem pada abad ke-12.
Kisah tentang ini pernah diabadikan dalam film berjudul: Im Haus Meines Vaters Sind Viele Wohnungen (Di Rumah Bapaku Ada Banyak Tempat).
Para biarawan yang tinggal di dalam komplek gereja harus pulang tepat waktu. Jika tidak, mereka terpaksa bermalam di tempat lain.
Ritualnya, begitu pintu dari kayu tebal ditutup, seorang biarawan di dalam mendorong tangga lewat lubang yang sengaja dibangun, sehingga orang dari luar hanya bisa memanjat untuk mencapai kunci paling atas. Peziarah datang dari berbagai penjuru dunia.
Banyak di antara mereka yang terharu saat menyentuh batu di pintu masuk, di mana tubuh Yesus dibaringkan, setelah diturunkan dari kayu salib. Setiap masa prosesi keagamaan, gereja ini dipadati peziarah.
Ada masa di mana, biarawan dari gereja Armenia memulai prosesi di sekitar makam, sementara para biarawan Katholik berjarak tak jauh di depan mereka.
Sepanjang tahun, pekerjaan Nuseibeh terdiri dari melacak kapan dan bagaimana membuka pintu, tergantung pada kelompok mana yang memiliki prosesi keagamaan dan jam berapa. Setiap sore pukul 4 sore, ia menutup pintu di tengah jalan untuk menandai dimulainya prosesi Fransiskan dan mencegah orang masuk atau pergi untuk mencegah gangguan acara.
"Ayah saya menunjukkan segalanya kepada saya, apa yang harus dilakukan dan apa cara yang benar untuk melakukannya. Dia menulis catatan dan menjelaskannya kepada saya," kata Wajeeh Nuseibeh, penjaga kunci Gereja Yesus The Holy Sepulchre di Kota Tua Yerusalem.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |