Peristiwa Daerah

Forkom Diaspora NTT Gelar Temu Budaya di Yogyakarta

Jumat, 29 November 2019 - 08:27 | 155.19k
Suasana talk show Temu Budaya Paguyuban Pelangi Nusantara di Halaman Radio Sasando FM Jl. Adisucipto, Ambarukmo, Yogyakarta. (FOTO: Ahmad Tulung/TIMEs Indonesia)
Suasana talk show Temu Budaya Paguyuban Pelangi Nusantara di Halaman Radio Sasando FM Jl. Adisucipto, Ambarukmo, Yogyakarta. (FOTO: Ahmad Tulung/TIMEs Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Forum Komunikasi Diaspora Nusa Tenggara Timur (Forkom Diaspora NTT) menggelar acara Temu Budaya Paguyuban Pelangi Nusantara. Acara yang bertemakan Dari Yogyakarta Kita Gemakan Persatuan dan Kedamaian Bangsa ini di gagas bersama oleh Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan difasilitasi oleh Pemerintah DIY.

Pertemuan yang dikemas dalam bentuk Talk Show ini merupakan kali ke-3, yang mana sebelumnya telah dilaksanakan di Polda DIY dan Asrama sesepuh Sulawesi Selatan di Yogyakarta.

Advertisement

Wakapolda DIY Brigjen Pol Karyoto mengatakan berbagai macam perbedaan saudara-saudara kita dari sabang sampai merauke adalah sebagai suatu khasanah budaya yang merupakan kekayaan dan itu sangat indah. Kalau perbedaan itu dirawat dengan baik akan menjadi pelangi dan pelangi itu sangat indah dan tentunya keindahan itu juga untuk dinikmati oleh yang lain.

Saat ini, situasi politik masih memprihatinkan apalagi jelang pemilu, baik pemilihan kepada desa, kepada daerah sampai dengan pemilu presiden. Tentunya masing-masing calon punya suporter dan pendukung, namun terkadang kita lupa bahwa pimilu hanya digelar 5 tahunan sekali.

“Kalau kita mendukung sesuatu secara berlebihan itu dampaknya sangat luar biasa. Maka ketika ada masalah yang besar kalau bisa dikecilkan, bukan yang kecil diprovokasi menjadi besar tapi yang besar dikecilkan dan yang kecil ditiadakan,” kata Karyoto saat acara talk show Temu Budaya Paguyuban Pelangi Nusantara di Halaman Radio Sasando FM Jl. Adisucipto, Ambarukmo, Yogyakarta, Kamis (28/11/2019).

Ia menambahkan, seni dan budaya itu cermin sebuah etnik dan kita bisa melihat bahwa dari sabang sampai merauke ada satu persamaan yang pertama patriotisme dimana-mana selalu ada tari perang. dalam keadaan seperti ini, seni menjadi suatu hiburan yang ketika ditampilkan akhirnya menimbulkan kekaguman.

Disamping itu, apapun yang terjadi yang tua itu adalah pengayom, harusnya yang muda mendatangi tokoh masyarakat untuk melakukan sebuah pertanyaan atau dialog. Kemudian, yang tua juga demikian punya tanggung jawab moral untuk mendidik yang muda agar bisa sukses di tempat perantauan. “Pemuda Kalau dia diarahkan dengan baik tentu akan menjadi pemuda-pemuda yang luar biasa,” ungkapnya

Menurutnya, ini sebuah kolaborasi yang cukup bagus, tokoh-tokoh diaspora dan yang muda dihadirkan, berharap semuanya akan menjadi jembatan pemersatu. Setelah acara temu budaya ini, mudah-mudahan sekecil apapun salah paham harus dihindarkan.

Sementara itu, Kepala Seksi Teritorial Korem 072 Pamungkas Kol. Infantri Harry Santoso, S.Sos mengatakan kita bisa melihat bagaimana indahnya Indonesia ini yang memiliki 1300 lebih suku bangsa dengan 700 sekian bahasa dan budayanya. Dengan saling melengkapi kekurangan, ini bisa menjadi potensi yang luar biasa. Seandainya tidak bisa bersatu maka indonessia bisa jadi hanya tinggal sejarah saja.

“Untuk itu mari kita semua segenap komponen bangsa dari sabang sampai merauke sama-sama kita bersatu untuk memajukan indonesia kita bersama ini. kita mulai dari Yogyakarta untuk indonesia kita bersama,” kata Santoso

Sesepuh Forkom Diaspora NTT, Drs. Johannes Keban mengatakan paguyuban pelangi nusantara ini merupakan sebuah terobosan dari Polda DIY dan ini sebagai langkah strategis untuk menciptakan kondisi yang kondusif di daerah yogykarta ini. Dari sisi aspek security pendekatan yang dipakai adalah pendekatan budaya. Diharapkan dengan menghimpun seluruh Diaspora Indonesia ini terjadi proses pembelajaran ke Indonesiaan kita dari berbagai macam suku dan bahasa.

Kepada Wartawan Keban menuturkan, kunci ketahanan negara dan bangsa ini sangat ditentukan oleh kondusif tidaknya DIY ini. Karena itu, peran para Diaspora Indonesia yang ada di Yogyakarta menjadi penting dan merupakan aset yang harus dirawat dengan baik dengan wahana kegiatan paguyuban pelangi nusantara ini.

Tiga narasumber antara lain Wakapolda DIY Brigjen Pol Karyoto, S.I.K, Kepala Seksi Teritorial Korem 072 Pamungkas Kol. Infantri Harry Santoso, S.Sos dan Kepala Badan Kesbagpol DIY Agung Supriyono disambut dengan tarian dari Kabupaten Malaka NTT untuk menghormati tamu agung. Acara yang di pandu oleh Arin Presenter TVRI Yogyakarta ini dihadiri para tokoh, mahasiswa dan sesepuh wakil dari 34 Provinsi di Yogyakarta

Ia berharap, kegiatan Temu Budaya di Yogyakarta ini sebagai awal yang baik dalam rangka untuk menciptakan situasi kondusif di DIY. “Jika kegiatan ini sukses akan menjadi titik awal bagi pemerintah DIY dalam mengambil langkah-langkah formal menjadikan paguyuban ini sebagai wadah komunikasi lintas Diaspora Indonesia di Yogyakarta,” kata Keban Sesepuh Forkom Diaspora NTT ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES