Sistem Resi Gudang, Solusi Permodalan Bagi Petani Kopi di Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan instrumen perdagangan yang memungkinkan komoditas yang disimpan dalam gudang memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan, sehingga dapat meningkatkan pembiayaan kepada petani kopi khususnya di Banyuwangi.
Hal ini merupakan sebuah solusi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) untuk para petani di wilayah Gombengsari, Kalipuro.
Advertisement
Di samping itu, sistem ini juga bisa diaplikasikan untuk menyimpan hasil pertanian pada saat harga jual jatuh, yakni dengan melakukan delay (tunda jual) sehingga dapat menjaga kestabilan inflasi.
"Bagaimana cara kita menjaga kopi di Banyuwangi ketika mengalami harga jatuh, solusi salah satunya yakni dengan stok kopi sebagai anggunan permodalan," kata Kabag Penguatan dan Pemberdayaan (Bappebti) SRG, Yuli Edi Subagyo, Senin (8/12/2019).
Menurutnya, Sistem Resi Gudang (SRG) ini akan menjadi sebuah menjadi solusi bagi petani dalam mengatasi musim panen. Dengan adanya SRG, petani tidak harus segera menjual hasil panen karena dapat menyimpan hasil panennya di gudang.
Selain itu, Sistem Resi Gudang (SRG) yang asetnya sudah ada di berbagai daerah perlu dimaksimalkan dalam mendorong nilai tambah produk pertanian. Bahkan, kemungkinan untuk ekspor pun bisa mudah dilakukan dengan kepastian stok dan kejelasan jaminan mutu.
Pria yang akrab disapa Pak Yes itu juga menyampaikan, optimalisasi SRG saat ini jadi fokus Kementrian Perdagangan (Kemendag) untuk menangkap peluang pasar ekspor dari hasil bumi di Tanah Air. Terdapat 17 komoditi yang dapat disimpan dan dikelola SRG yaitu gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, bawang merah, ikan, dan pala.
"Kebetulan Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud) Jatim sebentar lagi akan mendapatkan izin. Diharapkan bagi petani di Gombengsari nantinya bisa bersinergi," katanya.
Kedatangannya di acara Jamuan Ngopi Rame-rame (Jambore) di Lingkungan Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro bersama M. Syukri Machmud, Ketua umum ASATI (Asosiasi Sales Travel Indonesia) serta Khoirul Anwar, CEO Media TIMES Indonesia dan Sekjend Pemuda Muslimin Indonesia Catur Arif Setiawan (Mbah Tjokro) beserta lainnya itu, disambut antusias oleh sejumlah masyarakat sekitar.
"Kita mengedukasi saja hari ini, supaya ada kesepahaman dan sinergi dengan para petani kopi di Banyuwangi," katanya.
Gudang SRG sendiri adalah salah satu instrumen penting penggerak sistem perekonomian di wilayah pedesaan. Usaha Bappebti untuk menguatkan peran SRG dilakukan dengan Pertemuan Teknis Sinergi dan Koordinasi Lintas Kementerian/Lembaga Terkait dengan Penguatan dan Implementasi SRG.
“Sebab itu, masyarakat Gombengsari Banyuwangi harus mengetahui hal ini. Selain itu, pembinaan kepada calon pengelola gudang sampai menjadi pengelola gudang Sistem Resi Gudang (SRG) perlu terus dilakukan. Jangan sampai gudang yang dibangun tidak dapat beroperasi," kata Kabag Penguatan dan Pemberdayaan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag RI, Yuli Edi Subagyo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Banyuwangi |