Peristiwa Daerah

Pria Asal Poncokusumo Kabupaten Malang ini Bernama Slamet Hari Natal

Selasa, 17 Desember 2019 - 22:23 | 257.88k
Slamet Hari Natal saat menunjukkan KTP miliknya di rumahnya, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Selasa (17/12/2019).
Slamet Hari Natal saat menunjukkan KTP miliknya di rumahnya, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Selasa (17/12/2019).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Warga Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, ini memilik nama yang unik: Slamet Hari Natal.

Pria berusia 57 ini seorang muslim.  Dia kerap mendapat perhatian, terutama saat menjelang perayaan Hari Natal.

Advertisement

Menurut Slamet, seperti diceritakan oleh Mamaknya. "Saya diberi nama Slamet Hari Natal karena saya lahir pada saat Natal 25 Desember 1962," katanya saat ditemui Times Indonesia di rumahnya Jalan Sangadi, RT 24 RW 8, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timu, Senin (17/12/2019).

slamet-hari-natal-b.jpg

.Nama yang dimilikinya ini diberi oleh kedua orang tuanya, Sumsuri dan Ngatinah.

Saat proses kelahirannya, ibunya dibantu seorang bidan di Desa Kebonsari, Tumpang bernama Welas Asih yang kebetulan juga seorang Nasrani.

Setelah proses kelahirannya, Bidan tersebut menyarankan agar diberi nama Slamet Hari Natal, dengan penjelasan agar lebih mudah dihafalkan karena kelahiranya bertepatan saat perayaan hari natal.

Sejak sekolah dibangku SMP, Slamet juga mendapat julukan Slamet Yesus dari teman-temannya.

Pria yang menikah dengan Setyowati (57) dan dikarunia tiga anak diantaranya Arief Wendy Yunianto Frediansyah pekerjaan swasta, Nova Dewi Nur Ayomi Ayu pekerjaan ibu rumah tangga dan Guruh Tedi Prasetyo Susanto, sebagai Prajurit TNI AD berpangkat Sersan Satu dan bertugas di Kodam XII Tanjungpura Kalimantan Barat.

slamet-hari-natal-c.jpg

Slamet sebelumnya berprofesi sebagai supir truk gandengan, dan saat ini memilih untuk menjadi tenaga pengangkut sampah. Dia mengangkut sampah warga di sekitar tempat tinggalnya untuk dibuang ke TPA Paras Poncokusumo.

Selain memungut sampah dia sesekali ikut menggali makam dan kegiatan sosial di lingkungannya. Slamet juga menerima jasa angkutan dengan mobil bak sesuai permintaan.

Bagi warga Poncokusumo, Kabupaten Malang ini, dia tak pernah menyoal pemberian nama dari orang tuanya. Karena baginya, nama hanya sebagai pengingat atas diri seseorang. Baik buruknya seseorang itu dilihat dari ucapan dan perilakunya. "Kalau prinsip saya, agama itu pegangan masing-masing orang. Jadi kalau masalah nama itu bagi saya hanya penanda biar tidak dipanggil He.. He.. He... Terus kalau masalah kemanusiaan, ya kita bersama," ujar Slamet Hari Natal.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES