Prostitusi Indonesia Capai Rp 32 T, Human Trafficking Layak Jadi Fokus Pemerintah

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Havocscope, lembaga peneliti pasar gelap di dunia, termasuk prostitusi, melaporkan omset dalam dunia prostitusi mencapai ratusan miliar dolar. Uang tersebut merupakan kontribusi dari beberapa negara.
Havocscope secara mengejutkan melaporkan, Indonesia sebagai salah satu negara dengan perputaran uang dari prostitusi terbesar di dunia. Lembaga itu mencatat perputaran uang di dunia prostitusi di Indonesia mencapai US$ 2,25 miliar atau setara Rp 32 triliun.
Advertisement
Pemerhati sosial dari Generasi Optimis (GO) Indonesia mengatakan, sekali pun belum bisa memastikan validitas laporan Havocscope, isu pelacuran dan perdagangan manusia layak mendapat perhatian dan penanganan prioritas dari Pemerintahan Presiden Jokowi.
"Angka 32 triliun yang dilaporkan Havocscope beredar dalam dunia prostitusi di Indonesia bisa saja sebuah keniscayaan, tapi poinnya adalah bagaimana Pemerintah menangani situasi ini lebih serius. Karena secara etika dan norma agama, pelacuran sudah selayaknya diminimalisir. Indonesia juga harus bersih dari perdagangan manusia," kata Dhimas di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Ia mengatakan, laporan Havocscope itu juga pernah ramai diperbincangkan pada 2016 lalu. Selain Indonesia, beberapa negara ASEAN juga ikut masuk ke dalam daftar ini. Menurut catatan, kata Dhimas, Thailand dengan pengeluaran untuk prostitusi sebesar Rp 92,8 triliun dan Filipina dengan pengeluaran Rp 87 trilun.
Pemerhati yang tergabung di Oxford Center for Religion and Public Life, Inggris itu juga menerangkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan korban perdangangan manusia terbesar di dunia.
"Menurut catatan,para korban ini dijadikan pekerja seks, maupun kerja paksa. Kebanyakan korban berasal dari pelosok-pelosok desa dengan tingkat pendidikan masih rendah, pengangguran, lalu mendaftar menjadi tenaga kerja Indonesia dengan jalur ilegal," kata pemerhati dari GO Indonesia itu.
Uniknya, banyak dari korban perdagangan manusia itu tidak menyadari dirinya adalah korban. Terkait hal itu, Dhimas mengimbau agar para pencari kerja selalu hati-hati dalam mencari pekerjaan.
"Perlu waspada dan menelaah lebih jauh mengenai pekerjaan yang akan dilamar. Waspada terhadap para penipu yang suka menjanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi dan fasilitas yang menggiurkan. Terutama bagi para perempuan remaja yang mencari kerja, harus ekstra hati-hati bila ada orang-orang yang menawarkan pekerjaan di kota atau luar negeri dengan iming-iming selangit," kata Dhimas.
"Saya pikir Pemerintah melalui jalur pendidikan di sekolah-sekolah dan perangkat Muspida hingga Muspika memberikan edukasi secara berkesinambungan kepada masyarkat di daerahnya dengan fokus utama antisipasi praktik perdangangan manusia, karena masyarakat atau generasi muda pencari kerja punya potensi besar menjadi korban," ucap pria yang namanya masuk dalam bursa calon Wali Kota Surabaya itu saat dikonfirmasi terkait data Havocscope tersebut.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Surabaya |