Mbah Siren Penerus Usaha Pembuatan Gula Aren

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Keindahan Lereng Gunung Wilis banyak menyimpan pesona alam yang indah juga kesuburan tanahnya menjadikan sumber kehidupan sehari-hari. Bercocok tanam menjadi mata pencaharian warga sekitar Gunung Wilis terutama Desa Pupus Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Selain bertani, warga setempat juga menggolah pohon aren yang biasa buahnya menghasilkan kolang kaling untuk campuran minuman.
Warga juga memanfaatkan sari pohon aren di jadikan gula aren dengan cara tradisional. Seperti yang dilakukan oleh keluarga Mbah Siren dengan 3 anak tersebut yang menekuni warisan usaha nenek moyangnya dalam pembuatan gulan aren. " Awet Alit kulo pun biasa menek uwet aren (dari kecil saya sudah biasa memanjat pohon aren), dados pun biasa ( jadi sudah biasa), " ungkap Siren (76) warga Desa Pupus Kecamatan Ngebel tersebut.
Advertisement
Mbah Siren yang setiap paginya mengambil nira di hutan dan hasilnya di bawa pulang untuk diproses menjadi gula aren oleh anak perempuannya bernama Sutari. "Prosesnya mudah air nira direbus beberapa jam hingga airnya keruh dan ini murni tidak tanpa bahan pengawet," kata Sutari.
Mbah Siren menceritakan awal usaha gula aren di dapat dari usaha turun temurun leluhurnya. Saat Mbah Siren menjual gula aren masih dengan harga Rp 1. Saat itu, ia menjual ke pasar Ngebel dan sehari hanya bisa mencetak 30 - 40 Gula aren. Namun sekarang sehari bisa mencetak 100 - 200 Gula aren dengan harga Rp 5000 karena jumlah pembelinya yang sudah meningkat. "Sekarang pembeli banyak yang datang ke rumah jadi gak jualan ke pasar, katanya bisa buat obat diabetes, " jelas Sutari.
Sutari mengatakan, selain pasar lokal, gula aren juga dipesan oleh pedagang dari luar kota, seperti Magetan, Madiun, Solo, Semarang. "Sekali datang ke rumah beli gula arennya minimal 50 - 200 bungkus, " imbuhnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |