Buka Bumi Warga Desa Kaligede Tandai Rencana Destinasi Alam Kra'paan

TIMESINDONESIA, TUBAN – Warga Desa Kaligede, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, laksanakan hajat bumi atau buka bumi. Tradisi ini sebagai penanda dimulainya pengembangan destinasi wisata alam Kra’paan dan situs sejarah cikal bakal sebuah desa yang diwacanakan sebagai tempat destinasi wisata intregitas desa setempat.
Kegiatan buka bumi setelah dalam musyawarah desa, Pemdes mendapat izin, terkait pengembangan destinasi alam Kra’paan dan situs sejarah untuk dijadikan obyek wisata lewat progam prioritas inovasi desa melalui penyerapan anggaran dana desa.
Advertisement
“Rencana bulan Agustus 2020, sudah on progres dan launching di buka umum destinasi alam dan situs sejarah ini,”ujar kades Kaligede, Suprapto saat mengikuti gotong royong bersama warga dan Forkopimka Senori Tuban,Kamis (06/2/2020)
Wacana pemdes dan kades Kaligede itu, tidak hanya isapan jempol belaka. Sebab, pada pagi ini, warga setempat berbondong - bondong melaksankan buka bumi layaknya kegiatan gotong royong membersihkan spot-spot, kayu- kayu didalam sungai dengan cara mengangkat ke permukaan dan memotong pepohonan gerumbul di lokasi area wisata Kra’paan tersebut. Sebelum kegiatan di mulai. Warga berkumpul di Baledesa dengan membawa sesaji berupa makanan (ambeng) untuk di santap bersama - sama di area tempat wisata kra'paan dan situs desa.
“Tradisi buka bumi ini adalah warisan adat jawa dimana setiap akan memulai sesuatu yang sifatnya besar, sekala jangka panjang minta keselamatan kedepanya nanti,” sambung Prapto.
Destinasi obyek wisata desa itu, rencanakan awal pengerjaannya menawarkan situs sejarah peninggalan cikal bakal berdirinya desa Kaligede dan ke indahan alam berupa bebatuan sungai sepanjang 500 meter yang mengalir dari kedung Jawa (dung dalem), kedung pakis, kedung kra’paan dan pemakaman, ki ageng Sumpal di pinggiran kali, dimana makam tersebut, di yakini masyarakat sekitar sebagai pendiri babat desa setempat.
“Kaligede berasal dari dua suku kata: Kali / Sungai, Gede /besar (Sungai Besar) setelah kerajaan Demak perang saudara antara Adipati pajang Hadiwijaya dan Adipati Arya penangsang yang membuat aryo penangsang gugur dalam perang saudara tersebut,”kata sesepuh desa setempat, Mbah Zuber.
Singkat cerita tambah, Zuber gugurnya Adipati Aryo Penangsang dalam perang saudara itu, membuat penasihat (patih) Adipati Jipang (Ki agung Sumpal) tidak terima atas kematian junjunganya.
“Kemudian, Patih akan membalas bendam, akan tetapi, niat ki ageng Sumpal mendapat penolakan gurunya, Sunan Kalijaga dan ki Ageng Sempal di utus bertapa gurunya ( sunan Kalijaga) di wilayah Tuban Selatan tepatnya di lereng gunung gong atau utara gunung kikik (sekarang berada antara perbatasan kabupaten Tuban dan Bojonegara, Jawa Timur dan Blora Jawa tengah). Ki Ageng Sempal setelah menemukan tempat sunyi yang di isarahkan gurunya yang tak lain tempat lokasi itu, berada di area Dung dalem dan di bawah pohon jati besar dengan mata air ngerapak (meluber) atau kerapaan," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Tuban |